Jumat, 22 Juli 2011
Renungkanlah jika kamu berbuat buruk sesama makhluk, atau kepada Sang Pencipta, dengan kaki mana kamu akan berdiri di hadapan Rabbmu pada waktu itu, dengan telinga mana kamu akan mendengar perkataan yang disampaikan

Renungkanlah, pada hari diperlihatkan semua amal di hadapan Allah, pikirkanlah bagaimana keadaanmu, bagaimana kamu, sementara hati telah dipenuhi rasa gentar, sedih dan takut, gemetar seluruh tubuh, hati sampai ke tenggorokan, nafas tersengal-sengal dan usus pun terburai

Selasa, 19 Juli 2011
Pengertian Ijtihad : Mengerahkan segenap usaha untuk menarik sebuah istinbath (kesimpulan) mengenai hukum syari’at yang diambil dari dalil-dalil yang komprehensif di dalam syari’at, yaitu dari Qur’an dan Sunnah.

Ijtihad terbagi menjadi dua, yaitu :
Jumat, 15 Juli 2011
Kami anak ROHIS. Akidah kami bersih terhadap hal-hal yang bersifat magis. Baik itu jimat, wapak, jirim, ataupun keris apalagi penggaris. Pedoman hidup kami adalah Al Quran dan Al Hadits. Kami bukan kalangan alkoholis. Boro-boro untuk berakohol ria, untuk uang jajan pun kami masih mengemis.

Kami anak ROHIS. Ada seorang nenek bernama Sydney Jones yang menuduh kami radikalis. Padahal kami hanyalah sekumpulan aktivis. Tentunya aktivis Islam bukannya aktivis secularis, pluralis, liberalis, apalagi satanis. Kami hanya dapat berharap mudah-mudahan masyarakat tidak termakan isu tersebut yang buat kami menjadi miris.
Kamis, 14 Juli 2011
Siapa yang menabur angin dia akan menuai badai. Itulah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan nasib saya. Akibat terbuai kenikmatan sesaat, saya harus menanggung beban masa depan yang suram. Saya laki-laki yang terpaksa harus berhenti menjadi laki-laki sejati. Saya kehilangan kejantanan.

Saya lahir dari keluarga baik-baik. Lahir 28 tahun yang lalu. Anak keempat dari lima bersaudara. Ayah pegawai negeri, ibu membuka warung kecil-kecilan di depan rumah. Peraturan di rumah cukup ketat, ibadah tidak boleh terlewatkan. Sekalipun hidup tidak mewah namun saya bahagia dengan kesederhanaan itu.
Senin, 11 Juli 2011
Aku biasa begadang sampai pagi bersama teman-temanku untuk beramain- main dan bersenda gurau. Aku tinggalkan isteriku dalam kesendirian dan kesusahannya yang hanya Allah yang mengetahuinya. Isteriku yang setia tak mempu lagi menasehatiku yang sudah tak mempan lagi diberi nasehat. 

Pada suatu malam, aku baru pulang dari begadang, jarum jam menunjukkan pukul 03.00 pagi, aku lihat isteri dan puteri kecilku terlelap tidur. Lalu aku masuk ke kamar sebelah untuk menghabiskan sisa-sisa malam dengan melihat film-film porno melalui video, waktu itu, waktu dimana Allah azza wajalla turun dan berkata: "Adakah orang yang berdoa sehingga aku mengabulkannya?. Adakah orang yang meminta ampun sehingga aku mengampuninya?, Adakah orang yang meminta kepadaku sehingga aku memberinya". 

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan kulihat puteriku yang belum genap berusia 5 tahun. Dia melihatku dan berkata: "Bapak, ini suatu aib bagimu!!!, takutlah kepada Allah", dan mengulanginya tiga kali kemudian menutup pintu dan pergi. 

Aku terkejut lalu aku matikan video. Aku duduk termenung dan kata- katanya terngiang-ngiang ditelingaku dan hampir membinasakanku, lalu aku keluar mengikutinya tapi dia sudah kembali lagi ketempat tidurnya. Aku seperti gila, tidak tahu apa yang baru saja menimpaku waktu itu. Tak lama kemudian terdengar suara adzan dari masjid dekat rumah yang memecah kegelapan malam, menyeru untuk shalat subuh. 

Aku berwudlu lalu pergi kemasjid. Aku tidak bersemangat untuk shalat, hanya saja karena kata-kata puteriku membuatku gelisah. 

Shalat dimulai, imam bertakbir dan membaca beberapa ayat Al-Qur'an. Ketika dia bersujud, akupun bersujud dibelakangnya dan meletakkan dahiku di atas tanah sampai aku menangis keras tanpa kuketahui sebabnya. Inilah sujud pertama kali kulakukan kepada Allah azza wajalla sejak tujuh tahun yang lalu. 

Tangisan itu adalah pembuka kebaikan bagiku, tangisan itu telah mengeluarkan apa yang ada dalam hatiku berupa kekafiran, kemunafikan dan kerusakan. Aku merasakan butir-butir keimanan mulai meresap kedalam jiwaku. 

Setelah shalat aku pergi bekerja. Ketika bertemu dengan temanku, dia heran melihatku datang cepat padahal biasanya selalu terlambat akibat begadang sepanjang malam. Ketika dia menanyakan penyebabnya, aku menceritakan apa yang kualami tadi malam. Kemudian dia berkata: "Bersyukurlah kepada Allah yang telah menggerakkan anak kecil itu sehingga menyadarkanmu dari kelalaianmu sebelum datang kematianmu." Setelah tiba waktu dzuhur, aku merasa cukup lelah karena belum tidur sejak malam. Lalu aku minta kepada temanku untuk menggantikan tugasku, dan aku pulang ke rumah untuk beristirahat. Aku ingin cepat-cepat melihat puteriku yang menjadi sebab hidayahku dan kembaliku kepada Allah. 
Aku masuk kerumah dan disambut oleh isteriku sambil menangis, lalu aku bertanya, "Ada apa denganmu, isteriku?", jawaban yang keluar darinya laksana halilintar. "Puterimu telah meninggal dunia". 

Aku tak bisa mengendalikan diri dan menangis. Setelah jiwaku tenang, aku sadar bahwa apa yang menimpaku semata-mata ujian dari Allah azza wajalla untuk menguji imanku. Aku bersyukur kepada Allah azza wajalla. Aku mengangkat gagang dan menghubungi temanku. Aku memintanya datang untuk membantuku. 

Temanku datang dan membawa puteriku, memandikannya dan mengafaninya lalu kami menshalatkannya dan membawanya kepemakaman, temanku berkata: "Tidak ada yang pantas memasukkannya ke liang kubur kecuali engkau", lalu aku mengangkatnya dengan berlinang air mata dan meletakkannya di liang kubur. Aku tidak mengubur puteriku, tapi mengubur cahaya yang telah menerangi jalan hidupku. Aku bermohon kepada Allah SWT agar menjadikannya penghalang bagiku dari api neraka dan memberi balasan kebaikan kepada isteriku yang penyabar.

Sumber: Facebook
Kamis, 07 Juli 2011
‘Atha ibn Abi Rabah pernah bercerita : “Suatu ketika aku menemui Fathimah binti ‘Abdil Malik ( istri khalifah ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz ) setelah kematian ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz. Maka aku berkata padanya : “Wahai putri Abdul Malik, beritahukan padaku tentang Amirul Mu’minin.”

Ia pun berkata : “Aku akan melakukannya. Seandainya ( Amirul mu’minin ) masih hidup tentulah aku tidak dapat melakukannya.

Sesungguhnya ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz –rahimahullah- telah menyerahkan jiwa dan raganya untuk rakyatnya. Ia selalu mendudukan seluruh harinya untuk mereka. Jika ia tiba di waktu sore sementara masih ada beberapa hajat yang harus ia selesaikan, maka ia pun melanjutkannya hingga malam hari. Dan bila malam telah semakin larut, dan seluruh hajat rakyatnya telah selesai, ia pun meminta lampu yang dinyalakan dari hartanya sendiri. Kemudian ia mengerjakan shalat dua raka’at. Dan setelah itu, ia pun duduk terpekur sembari meletakkan kepalanya di tangannya. Hingga…menetes air matanya membasahai pipinya, sambil terisak-isak. Dan ia menghabiskan malamnya dalam kondisi seperti itu, hingga fajar menjelang. Dan ia pun memasuki waktu pagi dengan berpuasa.

Aku pun mendekatinya, dan berkata : “Wahai Amirul mu’minin, barangkali ada sesuatu yang terjadi kemarin. Ada apa dengan dirimu ?”

Ia pun menjawab : “Memang betul ( telah terjadi sesuatu kemarin ), namun biarkanlah aku dengan urusanku, dan selesaikanlah urusanmu.”

Aku berkata : “Sampaikanlah padaku, barangkali aku pun bias mendapat pelajaran dari kejadian itu.”

Maka beliau berkata : “Baiklah, jika demikian aku akan memberitahukan padamu. Sesungguhnya aku memperhatikan diriku sendiri, ternyata kutemukan diriku telah diberi beban mengurus urusan ummat ini ; yang kecil maupun yang besar, yang berkulit hitam maupun yang coklat. Lalu tiba-tiba aku teringat akan orang asing yang tersesat, orang faqir yang membutuhkan, tawanan yang hilang, dan orang-orang yang seperti mereka yang ada di seluruh penjuru negri dan di penghujung bumi. Maka ketika itu, aku pun sadar, bahwa Allah pasti akan menanyaiku tentang mereka, dan bahwa Muhammad saw akan membawa hujjah ( yang memberatkanku ) tentang mereka. Sehingga aku merasa takut jika aku tidak mempunyai alasan dan jawaban di hadapan Allah. Aku khawatir Rasulullah saw tidak akan membelaku dengan satu hujjah pun. Yah, maka aku menakutkan diriku sendiri dengan ketakutan yang membuat mataku menangis dan hatiku gemetar. Dan aku…setiap kali aku mengingatnya, aku pun semakin gemetar. Dan kini aku telah menceritakannya padamu, wahai Fathimah ! Maka ambillah pelajaran darinya, atau biarkanlah ia berlalu begitu saja.” ( Sirah ‘Umar ibn ‘Abdil Aziz hal.46, dan Manaqib ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz hal.248-249 )

Duhai, bila semua pemimpin negri ini seperti ‘Umar ibn ‘Abdil ‘Aziz, maka tentu tidak akan ada kesengsaraan berkepanjangan seperti saat ini. Ya Allah ! Kami menantikan pemimpin seperti beliau, atau setidak-tidaknya yang hampir menyerupai beliau…karena yang seperti itupun kami tak punya…

Sumber: Facebook
Senin, 04 Juli 2011
Lebah adalah salah satu makhluq Allah yang luar biasa. Namanya pun diabadikan dalam Al Qur’an. Tidak saja madunya yang berkhasiat, namun perilakunyapun mengilhami banyak orang dalam bekerja. Berikut ini adalah sisi lain yang dapat diteladani dari makhluq Allah ini…

Seorang yang zuhud pernah mengatakan : “Aku tidak mengetahui bahwa ada orang yang mendengarkan tentang surga dan neraka yang membiarkan satu saat dalam hidupnya berlalu tanpa mena’ati Allah dengan berdzikir, mengerjakan shalat, membaca Al Qur’an atau berbuat kebajikan !”

Lalu seseorang berkata padanya : “Tetapi aku banyak menangis.”
Ia berkata : “Sungguh jika engkau tertawa namun menyadari kesalahanmu itu lebih baik daripada engkau menangis namun merasa bangga dengan amalanmu. Sebab seorang pembangga amalannya tidak akan naik melebihi kepalanya saja.”

“Kalau begitu nasehatilah aku !” kata pria itu.

Sang Zahid itu berkata : “Biarkanlah dunia itu untuk pemiliknya sebagaimana mereka juga membiarkan akhirat untuk pemiliknya. Sementara engkau, hiduplah di dunia ini bagaikan lebah. Bila makan, makanlah yang baik. Bila memberi makan, berilah yang baik pula. Dan bila engkau jatuh menimpa sesuatu, engkau tidak mematahkan dan merusaknya.”
Al Fawa’id, hal 117 )

Sumber: Facebook
Kamis, 30 Juni 2011
Suatu hari ketika Imam Abu Hanifah sedang berjalan-jalan melalui sebuah rumah yang jendelanya masih terbuka, terdengar oleh beliau suara orang yang mengeluh dan menangis tersedu-sedu. Keluhannya mengandungi kata-kata, "Aduhai, alangkah malangnya nasibku ini, agaknya tiada seorang pun yang lebih malang dari nasibku yang celaka ini. Sejak dari pagi lagi belum datang sesuap nasi atau makanan pun di kerongkongku sehingga seluruh badanku menjadi lemah lunglai. Oh, manakah hati yang belas ikhsan yang sudi memberi curahan air walaupun setitik."

Mendengar keluhan itu, Abu Hanifah berasa kasihan lalu beliau pun balik ke rumahnya dan mengambil bungkusan hendak diberikan kepada orang itu. Setelah sampai kembali ke rumah orang itu, dia terus melemparkan bungkusan yang berisi uang kepada si malang tadi lalu meneruskan perjalanannya. 
Dalam pada itu, si malang berasa terkejut setelah mendapati sebuah bungkusan yang tidak diketahui dari mana datangnya, lantas beliau tergesa-gesa membukanya. Setelah dibuka, nyatalah bungkusan itu berisi uang dan secebis kertas yang bertulis, " Hai manusia, sungguh tidak wajar kamu mengeluh sedemikian itu, kamu tidak pernah atau perlu mengeluh diperuntungkan nasibmu. Ingatlah kepada kemurahan Allah dan cubalah bermohon kepada-Nya dengan bersungguh-sungguh. Jangan suka berputus asa, hai kawan, tetapi berusahalah terus."

Pada keesokan harinya, Imam Abu Hanifah melalui lagi rumah itu dan suara keluhan itu kedengaran lagi, "Ya Allah Tuhan Yang Maha Belas Kasihan dan Pemurah, sudilah kiranya memberikan bungkusan lain seperti kemarin, sekadar untuk menyenangkan hidupku yang melarat ini. Sungguh jika Tuhan tidak beri, akan lebih sengsaralah hidupku, wahai untung nasibku."
Mendengar keluhan itu lagi, maka Abu Hanifah pun lalu melemparkan lagi bungkusan berisi uang dan secebis kertas dari luar jendela itu, lalu dia pun meneruskan perjalanannya. Orang itu terlalu riang sebaik sahaja mendapat bungkusan itu. Lantas terus membukanya.

Seperti dahulu juga, di dalam bungkusan itu tetap ada cebisan kertas lalu dibacanya, "Hai kawan, bukan begitu cara bermohon, bukan demikian cara berikhtiar dan berusaha. Perbuatan demikian 'malas' namanya. Putus asa kepada kebenaran dan kekuasaan Allah. Sungguh tidak redha Tuhan melihat orang pemalas dan putus asa, enggan bekerja untuk keselamatan dirinya. Jangan・jangan berbuat demikian. Hendak senang mesti suka pada bekerja dan berusaha kerana kesenangan itu tidak mungkin datang sendiri tanpa dicari atau diusahakan. Orang hidup tidak perlu atau disuruh duduk diam tetapi harus bekerja dan berusaha. Allah SWT tidak akan perkenankan permohonan orang yang malas bekerja. Allah SWT tidak akan mengkabulkan doa orang yang berputus asa. Sebab itu, carilah pekerjaan yang halal untuk kesenangan dirimu. Berikhtiarlah sedapat mungkin dengan pertolongan Allah. Insya Allah, akan dapat juga pekerjaan itu selama kamu tidak berputus asa. Nah railah segera pekerjaan, saya doakan lekas berjaya."

Sebaik sahaja dia selesai membaca surat itu, dia termenung, dia insaf dan sedar akan kemalasannya yang selama ini dia tidak suka berikhtiar dan berusaha.
Pada keesokan harinya, dia pun keluar dari rumahnya untuk mencari pekerjaan. Sejak dari hari itu, sikapnya pun berubah mengikut peraturan-peraturan hidup (Sunnah Tuhan) dan tidak lagi melupai nasihat orang yang memberikan nasihat itu.
Dalam Islam tiada istilah pengangguran, istilah ini hanya digunakan oleh orang yang berakal sempit. Islam mengajar kita untuk maju ke hadapan dan bukan mengajar kita tersadai di tepi jalan.

Sumber: Facebook
Selasa, 28 Juni 2011
Catatan:
Salah Paham
Ketika ana melihat beberapa teman ana brtengkar krna masalah yg cukup simple diselesaikan. Insya Allah saya akan kutip beberapa status dan komntar teman2 ana :
Status: so oke jga mw hargain agama orng lain, liat dlu agamamu sndri sdh becus ato blm, sdh baik ato blm . . <Idruzt Putra BuTon>
Komentar :
  1. Bajingan kamu itu nda pluralis drus pemikiranmu itu sempit kaya anak teka ,ini indonesia drus goblok coba misalkan kamu itu kaum minoritas seperti agama lain dan kamu cuma sendiri pas kamu ngerayain hari besar sendiri dan ngga ada yang silaturahmi kerumahmu pasti nda enak kan rasanya nda selamanya berbeda itu salah mangkanya hargai perbedaan karena indonesia hidup dari sebuah perbedan Adji Purba Atmajendra
  2. 2.       yg q bhas twh slh menghargai bkn perbedaan, sya tw jga indonesia twh berbeda2 tp islam twh da syariatx jga . , gk asal ja . ! ngucapin bleh tp klo qm sling mengikuti sma aja dgn kaum kafir . . Idruzt Putra BuTon 
  3. Ngga ada drus di al-quran kalo kita dilarang bersilaturahmi ke orang yang agamanya berbeda nabi muhamad saw aja nda ngajarin kaya gitu yang kafir itu kamu sama pemikiranmu ikut fpi aja kamu ormas pembela agama garis keras yang tak tau arti pluralism Adji Purba Atmajendra
  4. 4.       ya tw smua itwh . , y tp klo mw silaturahmi knapa hrzt skrng2 ne . ? knapa gk tgl2 lain gtwh . ? knapa jga qm twh gk bersilaturahmi ke saudara muslim qta dlu . ! qta twh klo mw membgn ukhuwah qta bgn ke yg sesama muslim dahulu ke dlm agama qta dlu . ! yg intern ja blm qm mw yg ektern . ! Idruzt Putra BuTon
  5. Kan sudah pas lebaran Adji Purba Atmajendra
  6. Ku tambahin nih aku tadi baru nanya sama orang muslim feminis follow ni orangnya @gunturRomli dia bilang hadis silaturahmi itu berlaku umum tidak pandang agama tanggal usia ras suku etnis bangsa bahasa budaya ideologi kafir atheis konghucu islam nasrani hindu buddha yahudi animisme ! Adji Purba Atmajendra
  7. 7.       kalian berdua klahi berdebat saling menghina gara2 agama lain. sharusnya kalian klahi dan debat demi kpentingan jihad Islam. mereka sneng klo kalian klahi kayak gni.

udahlah. stop. nda usah klahi lagi.
idrus jangan terlalu fanatik. adjie jangan terlalu pluralisme. Rifaldi Panji Saputra
  1. btl jga ktax rifaldi qta ne saudara semuslim . ! sebaiknya jgn slng berperang, shrusx yg qta perangi twh orng nasrani dan kaum kafir . . Idruzt Putra BuTon
  2. Kamu salah drus yang kita harus perangi itu terorisme yang menganut islam garis keras yang tidak tahu jihad yang sebenarnya jihad itu untuk ihtijad bukan melawan umat beragama lain kecuali mereka bertujuan buruk untuk umat kita memangnya nanti di hari kiamat hanya umat muslim yang boleh dibantu Adji Purba Atmajendra
  3. @idrus: sip hehe
@adjie: btul ji ktamu. tpi nasrani dan kafir gk akan prnah puas smpe kita kluar dri agama kita ada ayatnya di alquran ji. surat al-baqarah. aku lupa ayat brapa. kmu cari sendiri. jgn terlalu nganggap pendapatmu itu paling benar sendiri.  Rifaldi Panji Saputra
  1. @ adji : sbenrx mreka twh tujuanx sma kya qta ingin memerangi orng kafir dan kaum nasrani yaitu sebagai musuh islam, cma crax mreka ja yg slh, udh gtwh mreka mrasa bhwa mreka yg plng suci d mta Allah . .
@ rifaldi : btl qm . . Idruzt Putra BuTon
Untuk lebih lanjut silahkan lihat http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=117436984992904&id=1480152751
Pertama : Ana katakan bahwa sesungguhnya islam adalah agama yg menghormati kegiatan  ibadah agama lain . dan islam dilarang untuk menggangu jalannya kegiatan ibadah tersebut.Dan islam tidak melarang umat islam ntuk bermuamalah (berhubungan social) dng agama lain (kaum kafir ) asal bukan berhubungan dng akidah:
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. ( QS. Al Mumtahanah:8)
Syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan berkata, “Makna ayat ini: orang-orang kafir yang tidak mengganggu dan memerangi kaum muslimin, serta tidak mengusir kaum muslimin dari negeri mereka, maka kaum muslimin membalas (kebaikan mereka) itu dengan balasan yang sesuai, (yaitu) dengan berbuat baik dan adil dalam urusan dunia, akan tetapi dalam hati kaum muslimin tidak boleh mencintai mereka. Karena (dalam ayat ini) Allah membolehkan berbuat baik (dalam urusan dunia) dan berlaku adil terhadap orang-orang (kafir) tersebut”, dan Dia tidak mengatakan (bolehnya) mencintai dan bersikap loyal kepada mereka.
Semakna dengan ini, firman Allah Ta’ala tentang kedua orang tua yang kafir:
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku” (QS Luqmaan:15).

Dan dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Asma radhiyallahu ‘anha ketika ibunya yang kafir datang kepadanya, “Sambunglah (hubungan kekeluargaan) dengan ibumu“[3].

Maka menyambung hubungan keluarga dan balasan (kebaikan) duniawi tidak sama dengan mencintai dan bersikap loyal.

Karena menyambung hubung keluarga dan pergaulan yang baik merupakan daya tarik bagi orang-orang kafir untuk masuk Islam, maka ini termasuk cara untuk mendakwahi mereka. Berbeda dengan sikap loyal dan cinta yang menunjukkan pembenaran dan keridhaan terhadap perbuatan mereka, yang ini justru merupakan sebab untuk tidak mendakwahi/mengajak mereka untuk masuk Islam.

Demikian pula keharaman bersikap loyal kepada orang-orang kafir tidak berarti diharamkannya menjalin hubungan dengan mereka dalam urusan perdagangan yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, import barang-barang dan hasil industri (mereka) yang bermanfaat, serta mengambil manfaat dari pengalaman dan penemuan-penemuan mereka.

Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyewa Ibnu Uraiqith al-Laitsi sebagai penunjuk jalan, padahal dia orang kafir. Sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berhutang kepada seorang (yang beragama) yahudi.

Dari dulu sampai sekarang kaum muslimin mengimport barang-barang dan hasil idustri dari orang-orang kafir. Kita membeli barang-barang tersebut dari mereka dengan membayar harganya, sehingga sama sekali tidak ada jasa dan kebaikan mereka untuk kita (dalam masalah ini).

Syaikh Abdul Muhsin al-Qasim ketika menjelaskan masalah ini, beliau berkata, “Meskipun (kita wajib) membenci dan memusuhi mereka, serta berlepas diri dari sembahan-sembahan mereka (selain Allah), akan tetapi (agama) Islam mengharamkan (umatnya) membunuh orang kafir yang terjaga (jiwanya), yaitu orang kafir dzimmi, mu’aahad, dan musta’man, dan Islam melarang (kita) merampas harta, menganiaya, atau melampaui batas terhadap mereka.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membunuh (orang kafir) mu’aahad maka dia tidak akan mencium wanginya surga, padahal wanginya bisa tercium dari jarak empat puluh tahun perjalanan“.

Bahkan meskipun membenci mereka, kita wajib mendakwahi mereka ke (jalan) Allah dengan hikmah dan ilmu, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama orang-orang musyrik.

Agama Islam adalah (agama) yang moderat dalam meyakini sikap al-wala’ dan al-bara’. Islam tidak mengajarkan sikap ekstrim dalam masalah ini dengan membunuh orang-orang kafir yang terjaga (jiwanya). (Sebagaimana Islam juga tidak mengajarkan) sikap terlalu longgar dalam masalah ini dengan bersikap loyal yang diharamkan, atau at-tawalli (kecintaan kepada orang-orang kafir) yang menyebabkan pelakunya keluar/murtad dari agama Islam.

Wajib bagi setiap muslim untuk bersikap adil (moderat) dalam menerapkan ibadah yang agung ini, dan menjauhi sikap ekstrim dan longgar (dalam masalah ini). Hendaknya kita menrapkan semua ini berdasarkan ilmu dan petunjuk dalam syariat Islam (al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)
Kedua: Salah satu cara dan akhlaq kita untuk menjalankan agama ini adalah dengan tidak menggangu, mengolok dan sebagainya kepada kaum kafir yang tidak mengganggu dan memerangi kaum muslimin, serta tidak mengusir kaum muslimin dari negeri mereka, maka kaum muslimin membalas (kebaikan mereka) itu dengan balasan yang sesuai, (yaitu) dengan berbuat baik dan adil dalam urusan dunia, akan tetapi dalam hati kaum muslimin tidak boleh mencintai mereka.
Ketiga: Bagaimana hukumnya berkunjung ke rumah orang kafir/non muslim? Ana dapatkan sebuah artikel tentang hukum berkunjung  ke rumah orang ahli maksiat / kafir:
Sebagian orang salah dalam memahami tata cara silaturrahim dengan para ahli maksiat. Mereka mengira bahwa bersilaturrahim dengan mereka berarti juga mencintai dan menyayangi mereka, bersama-sama duduk dalam satu majlis dengan mereka, makan bersama-sama mereka serta sikap lembut dengan mereka. Ini adalah tidak benar.
Semua memaklumi bahwa Islam tidak melarang berbuat baik kepada kerabat dekat yang suka berbuat maksiat, bahkan hingga kepada orang-orang kafir. Allah berfirman.
“Artinya : Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”.
Demikian pula sebagaimana disebutkan dalam hadits Asma’ binti Abi Bakar Radhiyallahu ‘anhuma yang menanyakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk bersilaturrahim kepada ibunya yang musyrik. Dalam hadits itu diantaranya disebutkan.
Artinya : Aku bertanya, ‘Sesungguhnya ibuku datang dan ia sangat berharap, apakah aku harus menyambung dengan ibuku ?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab. ‘Ya, sambunglah dengan ibumu”.
Tetapi, itu bukan berarti harus saling mencintai dan menyayangi, duduk-duduk satu majlis dengan mereka, bersama-sama makan dengan mereka serta bersikap lembut dengan orang-orang kafir dan ahli maksiat tersebut. Allah berfirman.
“Artinya : Kamu tidak akan mendapati satu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun rang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka”.
Makna ayat yang mulia ini -sebagaimana disebutkan oleh Imam Ar-Razi- adalah bahwasanya tidak akan bertemu antara iman dengan kecintaan kepada musuh-musuh Allah. Karena jika seseorang mencintai orang lain maka tidak mungkin ia akan mencintai musuh orang tersebut.
Dan berdasarkan ayat ini, Imam Malik menyatakan bolehnya memusuhi kelompok Qadariyah dan tidak duduk satu majlis dengan mereka.
Imam Al-Qurthubi mengomentari dasar hukum Imam Malik : “Saya berkata, ‘Termasuk dalam makna kelompok Qadariyah adalah semua orang yang zhalim dan yang suka memusuhi’.
Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia tersebut berkata : “Artinya, mereka tidak saling mencintai dengan orang yang suka menentang , bahkan meskipun mereka termasuk kerabat dekat”.

Sebaliknya, silaturrahim dengan mereka adalah dalam upaya untuk menghalangi mereka agar tidak mendekat kepada Neraka dan menjauh dari Surga. Tetapi, bila kondisi mengisyaratkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan cara memutuskan hubungan dengan mereka, maka pemutusan hubungan tersebut -dalam kondisi demikian- dapat dikategorikan sebagai silaturrahim.
Dalam hal ini, Imam Ibnu Abi Jamrah berkata : “Jika mereka itu orang-orang kafir atau suka berbuat dosa maka memutuskan hubungan dengan mereka karena Allah adalah silaturrahim dengan mereka. Tapi dengan syarat telah ada usaha untuk menasehati dan memberitahu mereka, dan mereka masih membandel. Kemudian, hal itu dilakukan karena mereka tidak mau menerima kebenaran. Meskipun demikian, mereka masih tetap berkewajiban mendo’akan mereka tanpa sepengetahuan mereka agar mereka kembali ke jalan yang lurus.

Ketiga: saya setuju dng perkataan idrus: mngapa kita bersilarturrahim kpd mereka pas saat momen saat hari raya besar mereka. Mengapa tidak sebelum-sebelumnya saja. Itu lebih baik dan lebih terjaga dri fitnah. Dan mengapa kita tidak mengutamakan untuk kaum muslimin saja untuk menyambung tali silaturrahim.
Keempat: Sudah seharusnya kita harus memperbaiki keadaan diri kita sendiri. Bagaimana dengan iman anda hari ini? Bagaimana dengan amalan anda hari ini? Bagaimana dengan shalat anda hari ini? Bagaimana puasa anda hari ini? Bagaimana sedekah anda hari ini? Itu yg hrus kita utamakan. Perbaikilah diri kita dahulu.
Hanya iniyg dpt ana sampaikan. Apabila ada kebenaran itu semua dari Allah SWT. Dan apabila ada kesalahan itu dari diri pribadi ana dan syaitan yg terkutuk.

Sumber: Facebook
Senin, 27 Juni 2011
Diriwayatkan seorang raja berhasil membangunkan kota dengan segala keperluannya yang cukup megah. Kemudian raja itu mengundang rakyatnya untuk berpesta ria menyaksikan kota itu. Pada setiap pintu, penjaga diperintahkan untuk menanyai setiap pengunjung adakah cela dan kekurangan kota yang dibangunnya itu.
Hampir seluruh orang yang ditanyai tidak ada cacat dan celanya. Tetapi ada sebahagian pengunjung yang menjawabnya bahwa kota itu mengandungi dua cacat celanya. Sesuai dengan perintah raja, mereka ditahan untuk dihadapkan kepada raja.

"Apa lagi cacat dan cela kota ini?" tanya raja.
"Kota itu akan rosak dan pemiliknya akan mati." Jawab orang itu.
Tanya raja, "Apakah ada kota yang tidak akan rosak dan pemiliknya tidak akan mati?"
"Ada. Bangunan yang tidak boleh rosak selamanya dan pemiliknya tidak akan mati." Jawab mereka.
"Segera katakan apakah itu." Desak raja.
"Surga dan Allah pemiliknya," jawabnya tegas.

Mendengar cerita tentang syurga dan segala keindahannya itu, sang raja menjadi tertarik dan merinduinya. Apa lagi ketika mereka menceritakan tentang keadaan neraka dan azabnya bagi manusia yang sombong dan ingin menandingi Tuhan. Ketika mereka mengajak raja kembali ke jalan Allah, raja itu pun ikhlas mengikutinya. Ditinggalkan segala kemegahan kerajaannya dan jadilah ia hamba yang taat dan beribadah kepada Allah.

Sumber: Facebook
Jumat, 24 Juni 2011

Tekhnologi Sekarang semakin canggih ,
mengedit foto dengan aplikasi sangat mudah,
kemaren ana surfing-2 , eh nemu

http://www.webdesign.org/photoshop/photo-editing/x-ray-effect.3963.html

:O warna putih dapat di di tembus dengan effect adobe potoshop / gimp

Kenapa Akhwat harus memakai pakaian Hitam ,
baca link di bawah :

http://connectify-our.blogspot.com/2011/02/jilbab-hitam-menurut-ulama-yaman.html


Sekedar tambahan,

Ana pernah mendapati artikel di salah satu tabloid hp yg lumayan populer, di situ ada tutorial memodifikasi camera handphone biasa agar memilki kemampuan seperti kamera2 x-ray.

Walopun kemampuanya jauh dari kameray x-ray yang sesungguhnya, kamera ini mampu menembus beberapa jenis kain, setidaknya jika ada sese-orang yang menyelipkan Revolver di pinggangnya akan mampu terlihat oleh kamera ini.

Jadi untuk para Muslimah berhati-hatilah, dan menggunakan busana yang sesuai syar'i tentu pilihan terbaik, untuk menghindari hal-hal semacam ini.

Beware, be smart, n stay tune on Islamic Komputer! :D

source : http://www.facebook.com/group.php?gid=200876949798
Return To The Past
Bangkitnya Wabah VMJ “Valentine dan Merah Jambu”
Oleh : Dantik Puspita Sari
e-mail : dantikpuspita@yahoo.co.id
FB : Dantik Puspita Sari-Mm



Assalaamu’alaykum Warohmatullaahi Wabarokaatuh
(Wajib dijawab ya )

Bagaimana kabar temen-temen, ade-ade, kakak-kakak, para tetangga, dan sodare-sodare di seluruh penjuru tanah air yang seiman dan seperjuangan??? (Semoga senantiasa dalam perlindungan Allah SWT.) Aamiin…
Biar lebih akrab, manggilnya mba Nay aja ya… OKE!
Mengucap hamdalah “Alhamdulillah” karena kisah dibawah ini telah usai mba Nay ukir. Segala puja dan puji hanya mba tujukan pada Rabb Pencipta Alam Semesta. Sholawat serta salam mba haturkan kepada junjungan nabi besar kita, Muhammad SAW.

Tak lupa pula mba ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak terkait atas suksesnya pengukiran kisah di bawah ini. Bila ada yang kurang, silahkan ditambah, dikali, atau dibagi. Jazzakumullah khoiron katsir sudah berkenan membaca kisah dibawah. Semoga kita-kita mampu mengambil manfaatnya. Aamiin…
- -
Valentine. . . Itu hari apa?
Kemarin pas sebelum hari H (13 februari 2011), sempet denger ada temen mba Nay yang berteriak histeris “Ye Ye Ye besok HARI VALENTINE!”. MasyaAllah sampe sport jantung, kirain ada rampok.hihi
Dalam sekejap mba mulai berfikir “besok itu kan HARI SENIN, besoknya lagi SELASA, trus RABU, KAMIS, JUM’AT, SABTU, AHAD, trus balik lagi ke SENIN, mana ada hari valentine”
“Ini ni yang bodok (uups ralat) bodoh siapa sih???” hati kecil mba Nay bertanya-tanya.
“Valentine itu hari apa?” terbesit tanda Tanya besar  (?) di relung hati mba. Ceileh…
Setelah searching, browsing, and facebooking. Sempet nemu beberapa artikel terkait wabah valentine yang sedang bergejolak (wuih…serem). Jadi, konon katanya valentine ini diperingati sebagai bentuk ungkapan hari kasih sayang, menurut mitos dimana para pelakunya saling bertukar cokelat, boneka, kado, bunga, kartu ucapan, puisi, dan benda-benda keramat lainnya.hihi…(ko jadi horror ya).
Terus… muncul pula kalimat-kalimat alay nan ajaib yang semarak ditebarkan kepada lawan jenis, contohnya: 1. I LOVE YOU DARLING (padahal nama ceweknya suketi)
                   2. I MISS YOU, SO MUCH (ni baru sejam yang lalu ketemuan)
                   3. AKU TRESNO KARO KOWE DEK (padahal ceweknya lebih tua 10 tahun)
wuidih…. (-__-‘’)
                   4. dan masih banyak lainnya… (silahkan ditambah sendiri J)
Ternyata asal mu’asal hari valentine ini tidak jelas, dari salah seorang penutur yang tidak dikenal (mba blum kenalan soalnya) mengatakan, “hari valentine ini berasal dari kaum Nasrani”.
Dari penutur yang kedua, “menurut kebudayaan Romawi, tanggal 14 Februari itu adalah hari penghormatan kepada Juno, ratu dewa-dewi Romawi (nyaknya Hercules) atau disebut juga dewi cinta, dewi pernikahan, dewi perempuan (yaiyalah mana ada dewi laki-laki)”.
Menurut penutur ketiga, “Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine. Ia adalah seorang Bishop (Pendeta) di Terni, satu tempat sekitar 60 mil dari Roma. Iapun dikejar-kejar karena mempengaruhi beberapa keluarga Romawi dan memasukkan mereka ke dalam agama Kristen. Kemudian ia dipancung di Roma sekitar tahun 273 masehi. Sebelum kepalanya dipenggal, Bishop (Pendeta) itu mengirim surat kepada para putri penjaga-penjaga penjara dengan mendo’akan semoga bisa melihat dan mendapat kasih sayang Tuhan dan kasih sayang manusia. “Dari Valentinemu” demikian tulis Valentine pada akhir suratnya itu. Surat itu tertanggal 14 Februari 270 M. sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai Valentine’s Day atau Hari Kasih Sayang”.
Sedangkan menurut penutur yang keempat “kebiasaan mengirim kartu Valentine, sering dilakukan pada saat perayaan hari kasih sayang tersebut, tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya”.hihi aneh ya!
Lantas bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan kata “Valentine” berasal dari Bahasa Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa” (ini nih yg namanya syirik) Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (kita orang Indonesia tuhannya ya Allah saja) yang merasa islam tentunya. “Sampean islam toh!!” nah janganlah ragu kawan atas Keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wuiii… tanpa kita sadari nih, jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut Syirik, artinya menyekutukan Allah Subhannahu wa Ta'ala. Adapun Cupid, si bayi bersayap dengan panah (emang ada) adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri! (MasyaAlloh… masa tuhan berzina, dengan ibunya pula) dari sini kita tentu faham toh bahwa ajaran ini benar-benar sesat. Sesat dunia maupun akhirat.hiii….serem!!

Nah… sekarang siapa ya cupu?
Mari sobat kita buktikan! “cekidot”
Kemarin Mba Nay sempet menolehkan muka ke kanan 8x ke kiri 8x (pemanasan dulu yok!), tepat tertuju pada papan mading yang lagi indah-indahnya bersemi sepanjang jalan kenangan, eh sepanjang bulan Februari maksudnya. Biasalah temanya masih yang hangat-hangatnya dibahas. “Apalagi kalo bukan VALENTINE?”
Ada sebuah dialog yang sempat terbaca, dan mengetuk hati sedikit “tok, tok, tok!”
>>> First dialog :

Cowok ganteng         : “Happy valentine!”
Cewek cantik             : “Nggak ikutan ah gue”
Cowok ganteng         : “kok gitu sih loe ?”
Cewek cantik             : “valentine udah ga jamannya kalee!”
Cowok ganteng         : “Jahat lu”
Cewek cantik             : “Cupu lu”

>>> Second dialog :
Jamile             : Yiippeeee, besok valentine... 
Saalimah        : Terus?
Jamile             : Mesti ngapain ya?
Saalimah        : Ha?
Jamile             : Coklat? Bunga? Boneka? Surat? Ketemuan? Apa ya?
Saalimah        : Buat?
Jamile             : Kado valentine
Saalimah        : Kasih Al-Qur’an aja, ajak tadarusan . . . .
Jamile             : Astaghfirullah...
Saalimah        : Kamu yang astaghfirullah,hari genee masih ngerayain valentine?
Jamile             : Terus?
Saalimah        : Tak tengok kah kau artikel mading disana?

Jamile             : (berlari sekencang-kencangnya menuju papan mading)  Wuush….!


Generasi Kita Udah Gak Jaman


Miris sekali ya melihat generasi umat awal tahun ini. Ckckckck…  
Valentine jaman sekarang sudah banyak disalahartikan bin disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Sudah jelas valentine itu sebagian dari sejarah sekaligus budaya nasrani. Perayaan hari kasih sayang itu sendiri sudah banyak simpang siurnya,hehe. Soalnya muda-mudi kita memaknai hari kasih sayang hanya sebatas ruang lingkup laki-laki dan perempuan, padahal kalo dipikir-pikir makna kasih sayang itu luas dan universal, bahwa kasih sayang dan cinta itu (ceileh….) bisa diberikan kepada siapa dan dimana saja.

“Allah yang menjadi sandaran hati kita,Kasih-Nya tak henti sampai maut datang menyapa”

Sandaran hati kita pada Yang Maha Pencipta, membuat hati kita yang tadinya gelap gulita menjadi redup menyala. Hati kita menjadi lapang sehingga mampu menerima dan menebar kasih sayang. Layaknya tulisan dalam sebuah buku milik Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin” (Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu).

Masih teringat kalimat sederhana dari beliau : “Cinta akan lenyap dengan lenyapnya sebab”. Hal ini mengajarkan bahwasannya “sebab adalah nyawa bagi cinta”. Sebab yang asal-asalan hanya menumbuhkan cinta yang asal-asalan (jadi salah menempatkan cinta). Jadi sobat “cinta yang abadi membutuhkan sebab yang abadi”.

Seperti lagunya AA.Afgan, “Cintaku bukanlah cinta biasa…..”. Tapi itu mah udah biasa, sudah sering kita menemui pernyataan cinta yang semu dan hanya kepalsuan belaka. Kalau cinta itu tidak disandarkan hanya karena Allah semata, itu hanya antara dusta dan neraka. Hati yang berkata saja ikut meronta, sebab cintamu hanyalah kecantikan fana, kekayaan sementara, dan hanya sebatas perangai sandiwara. (Ceileh mbak yu…, kata-katanya!!)

Selain itu Ibnu Qayyim Al-Jauziyah pernah berkata :
"Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, "Selamat hari raya!" dan semisalnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyembah salib. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Seperti orang yang memberi selamat kepada orang lain atas perbuatan maksiat, bid'ah atau kekufuran maka ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah."

Akhi wa Ukhti masih inget kan sebuah hadits yang berbunyi, “Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut." (HR. At-Tirmidzi)

Saalimah                    : Nah sekarang siapa yang cupu? 
Jamile                         : hehe…. [nyengir], Alhamdulillah aku ngerti sekarang!
Saalimah                    : b39itchu d00n9!!!
Jamile                         : Alay loe….
Saalimah                    : Cupu loe…
Jamile wa Saalimah  : ha,ha,ha,ha,ha….

Orang lewat               : Astaghfirullah hal adzhim 3x [geleng-geleng kepala]
                                      Anak muda jaman sekarang (-__-,,)

Sobat muda, (kita masih muda toh) Apa cinta harus dibuktikan dengan sepotong coklat dan hanya dalam tempo satu hari saja? Jangan-jangan, benda kecil semacam coklat ini malah membuat kita bersaudara dengan setan. Na’udzu billahi min dzalik.
Jadi kesimpulanya jangan makan cokelat satu hari saja ya, tapi setiap hari.hihi (dan jangan lupa bagi ke Mba Nay) Wuuuuuu!!!
So, sekarang siapa yang cupu?

Cegah maksiat sebelum datang 5 akibat!!!

“Apa akibatnya kakak?”
“Sabar ya adik-adikku, sebelum kakak jawab kita lihat dulu sketsa yang mau lewat berikut!”
(serasa live on tipi) c(0_0)v

Sobat muda, (inget kita masih muda) Setiap obat pasti ada efek sampingnya, sama halnya dengan perbuatan tentu ada akibatnya. Baik atau buruk itu tergantung perbuatan kita. Apabila memberi salam kepada orang lain, maka orang lain pun memberi salam kepada kita. Apabila memberi makan kepada orang yang kesusahan, tentu ia akan memberi doa atas keselamatan kita. Apabila kita memberi senyuman, mungkin saja sebagian membalas dengan senyuman dan sebagian yang lain menganggap kita gila. Atau mungkin malah lari ketika melihat muka kita,,hi sereem katanya!

Setiap tindakan pasti ada akibatnya, maka seindahnya perbuatan itu haruslah yang positif, bermanfaat, dan bernilai bagi orang lain. Tentu kesemuanya tidaklah sia-sia, jika bukan manusia yang membalas kebaikan teman-teman, masih ada malaikat yang senantiasa mencatat amal baik kita dan Allah sang Pencipta yang akan membalas amalan kita. Betul!

Mba Nay tidak mengatakan valentine itu maksiat, namun ketika kita coba telaah kembali ternyata budaya valentine salah satu metode TER ampuh untuk bermaksiat. Hii serem toh!
Nah apa akibatnya? “cekidot bro”

  1. Menjauhnya cinta Allah Subhanahu wa -Ta'ala
  2. Menutup mata dan hati untuk taat kepada-Nya
  3. Mempersulit segala urusan kita
  4. Mewariskan kecintaan dunia
  5. Memperpendek usia
Kalau kita kupas lebih dalem, masih buanyak sobat akibat-akibat buruk dari bermaksiat. Kalo kita timbang-timbang pake neraca sama lengan (atau boleh juga pake timbangan lain) pengkhususan hari di tiap tanggal 14 Februari ini sudah berdampak negative yang teramat-amit memprihatinkan. Ini baru dirayain sehari, nah gimana kalo perayaannya sebulan. Wuidih sudah berapa juta terjadi pengkafiran massal. Na’udzu billahi min dzalik.

Mesti ngapain dong pas tanggal 14 Februari?
(Sambil menggeleng-nggelengkan kepala, pundak, lutut, kaki, lutut, kaki) hihi lagu TK ^_^
La… hari biasanya kalian pada ngapain?, lakukanlah aktivitas seperti biasanya. Atau kita amalkan perilaku yang lebih dicintai oleh Sang pemilik Cinta “Allah Subhanahu wa -Ta'ala” seperti, Perbanyak dzikir, Tadarusan satu kelurahan, Beristighfar kalau diajak merayakan valentine, Bersedekahlah daripada berhura-hura, Puasa, Mengingatkan teman-teman yang udah salah jalur (mungkin mreka nda liat rambu-rambunya)hihi, dan masih banyak amalan-amalan yang lebih mulia di sisi-Nya.
Wahai diri . . .
Tundukkan nafsu duniawi dan jagalah hati . . .
Jika perangai kita buruk, apa guna jati diri?
Ketika yang lain berlomba-lomba menggapai ridho Illahi
Mengapa engkau sibuk bermaksiat sampai tak sadarkan diri
Ketika yang lain acuh akan hari ini,
Mengapa engkau terlalu peduli, pergi dan menyemarakki fenomena ini
Ketika nasehat ini kautatap dan kau cermati
Tidakkah membekas meski hanya setitik di hati
Hati yang awalnya kusam dan ternodai,
Akankah terus kau nodai hingga ia redup, padam, dan mati?
Semaikanlah keinginan taubat itu dalam diri sendiri
Sampaikanlah petuah ini, kepada saudara-saudari
Di pumi pertiwi yang kita cintai ^_^
(*renungan singkat)

Alhamdulillah Mba Nay sempat bermuhasabah sedikit, meski tisyu dirumah nda sedikit yang habis (hehe… banjir air asin tadi) alangkah indahnya kita semua bersikap senang diingatkan dan mampu mengingatkan, karena yang demikian itu ciri kehidupan umat muslim. Mba Nay suka sekali dengan kata-kata “Muslim”, mendengarnya sudah menggetarkan hati dan jiwa. Serasa ingin mengokohkan keimanan kita semua. Tertundukkan hati dan fikiran untuk Beriman secara hakiki, InsyaAllah………

Nah! sodara-sodara (kaya kampanye aja)hehe, kita sudah tau bahwa perayaan hari valentine tidak diperkenankan dalam syariat islam. Dilihat dari aspek sejarahnya saja tidak ada kandungan unsur-unsur islaminya, sudah jelas valentine bukan budaya kita.
Perayaan tersebut hanya menjadi lahan subur bagi terjadinya praktek-praktek kemaksiatan (bukan lahan subur bagi para bapak petani (-__-“)  serta perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama kita tercinta,yang bisa membawa bencana bagi masyarakat kita. Betul?
So: “Say No to Valentine, Just Say Astaghfirullah hal adzim” v^_^V






Writing Competition: Say NO to Valentine
WRITING COMPETITION: SAY NO TO VALENTINE. Lomba ini diadakan berawal dari keresahan saya melihat banyaknya lomba menulis dengan tema Valentine. Jadi bisa dibilang, ini adalah lomba dadakan.
Hadiah yang semula tak banyak menjadi lumayan oke karena ada beberapa donatur yang baik hati menyumbang berupa uang tunai dan buku-buku. Kalimat yang semula bernada ragu, saat ini menjadi yakin yaitu naskah yang menang dan tidak menang tapi layak baca dan keren, akan diterbitkan berupa buku antologi, insya Allah. Karena itu ayo tulis karya terbaikmu bagi lomba ini ya.
Hadiah bagi pemenang:
  • Juara 1: uang tunai Rp. 200.000,00 + 1 buku
  • Juara 2: uang tunai Rp. 150.000,00 + 1 buku
  • Juara 3: uang tunai Rp. 100.000,00 + 1 buku
  • Harapan 1: 2 buku (Cewek Smart, let’s talk about sex, AIDS & Valentine + 1 judul lain)
  • Harapan 2: 2 buku (Cewek Smart, let’s talk about sex, AIDS & Valentine + 1 judul lain)
  • Harapan 3: 2 buku (Cewek Smart, let’s talk about sex, AIDS & Valentine + 1 judul lain)

Harapannya, peserta menulis bukan hanya memburu hadiah semata, tapi menulis karena peduli generasi yaitu agar tidak latah ikut-ikutan apa pun termasuk lomba menulis dengan tema Valentine meskipun hadiahnya bisa bikin ngiler.

Syarat & Ketentuan:
  • Kategori: 1. Short stories/ cerpen bisa berupa fiksi maupun non-fiksi.
                      2. Tulisan berupa artikel juga sangat boleh.
  • Maksimal 12 halaman A4, Times New Roman 12, spasi bebas.
  • Tidak ada minimal halaman ditentukan
  • Short stories/ cerpen/artikel dikirim ke email riafariana@yahoo.com dan dimuat di catatan FB, tag minimal 25 temanmu ya termasuk saya, biar dakwah ini sampai ke semua orang. Sertakan pengumuman ini di bawah karyamu, jangan lupa:)
  • Format judul/subject: [Say NO to Valentine] kategori, judul , nama.
  • Format isi email: Cantumkan nama lengkap, no HP, email, akun FB.
  • Batas akhir pengiriman naskah 28 Februari 2011 pukul 24.00
  • Pengumuman pemenang insya Allah 5 hari setelah deadline.
Tolong disebarkan ke teman-teman yang lain agar semakin banyak teman yang sadar bahwa kita bisa SAY NO to Valentine.
Selamat berkarya ^_^
Salam
Ria Fariana
Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

23 juni 2011

Pagi ini seperti biasa datang jam 09.15 pulang jam 09.20 (sekolah apaan). Rencana awal memang begitu, karena abis ulangan semester ini setelah jadwal remidi nda ada jadwal belajar lagi. Tapi. . . setelah saya fikir-fikir perjuangan dari rumah ke sekolah yang subhanaAllah jauhnya hanya dibayar dengan stay 5 menit di kelas. (apa kata mamakku nanti).

Langsung deh saya memutar otak untuk bergerak maju menuju musholah, Alhamdulillah . . . ada banyak makhluk berjenis “akhwat” disana.

Lanjuut!! Cerita berawal ketika kami semua sedang membahas film apa yang cocok ditayangkan pas NOBAR MABIT nanti,tiba-tiba salah seorang akhwat muncul lampu teplok diatas kepalanya (cling) alhasil tu akhwat dapet ide katanya. ‘mba gimana kalo nanti kita nonton * . . . . . . * (status film dirahasiakan). Dalem hati “hah, film apaan tuh? Denger judulnya aja udah bikin kegajahan,eh kesemutan”hihi. . . langsung aja search di google, nyari tahu asal-usul tu film.
Setelah dapet baru sok-sok an njawab “Ooo. . . .film yang 3 anak itu ya de” (Ooops keceplosan) ~,~

Percakapan mulai memanas ketika yang lain pada bersemangat nonton film di laptop masing-masing. Dan akhirnya kami semua sepakat mencari film yang pas buat NOBAR nanti. Suhu di ruangan yang meningkat tajam membuat otak kami enggan untuk berfikir (bilang aja males)hehe sssttt. . .

Alhasil, salah seorang akhwat mengusulkan kita nonton film aja dulu untuk refresing. Wah . . . mata kami kembang-kempis kaya balon seraya mengiyakan dan menyetujui kata-kata bijak tersebut. Langsung deh putar laptop pada posisi yang pas dan duduk ndelosor serasa di hawai. =,=’’

Semula 2 orang yang nonton, kini kursi bioskop mulai sesak menarik 1-2-3-dst jumlah penonton. Saya juga heran, wong layar cuman 14 inch bisa menarik segerombolan kaum akhwat yang berada di ruangan itu. Film yang berstatuskan “kartun” ini menggelitik sebagian dari kami dan membuat hati yang tadinya suram jadi tambah suram,hehe. Abisnya baru kali ini nonton film yang fakta dan realitanya kebalik 90 derajat bujur barat. Ck ck ck

Di tengah-tengah perjalanan dalam pemutaran film tersebut, tiba-tiba 1 tendangan panas meluncur dari kaki seorang akhwat (sebut saja bunga) ke salah seorang akhwat yang lain (sebut saja bunga putri malu). Kejadian itu benar-benar menggegerkan masyarakat sekitar musholah dalem bagian belakang di balik hijab. Seolah-olah semua mata tertuju pada sang pelaku anarkis ini. Namun atas kelembutan hati si akhwat ini (sebut saja bunga putri malu), tendangan tadi berhasil digolkan, eh dimaafkan oleh korban.

Tepat pukul 12.06 salah seorang akhwat menyadari bahwa mentari telah berada pada titik puncak panasnya. Teringat pada sebuah janji dengan guru (sebut saja bunga) untuk belajar (what???) yah… maklumlah katanya masih kurang ilmunya.

*to be continue


Catatan penulis:

“ternyata . . . sedetik waktu begitu berharga, ibarat beruang kutub yang lalai mencari perbekalan, rupanya ia telah membunuh sisa umurnya di musim dingin. Kita memang bukanlah beruang kutub, tapi sadarlah! Kita manusia yang memiliki akal. Jika beruang kutub yang tidak memiliki akal saja menyadari tanpa mencari perbekalan ia akan mati. Lantas kita? sadarlah kawan, kita tercipta lebih jenius daripada beruang kutub, maka janganlah engkau sia-siakan waktumu!!!”
Assalamu'alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Catatan ini ana tulis sebagai wujud rasa cinta pada teman-teman semua karena Alloh, semoga Alloh mengeratkan kebersamaan ini hingga kekal dalam jannah-NYA.
Ibarat menghidupkan kayu basah itu hal yang sulit, tapi bukanlah hal yang mustahil. Hanya perlu kerja keras, usaha, dan kesabaran dalam menghidupkannya. Seperti halnya medan dakwah kali ini.

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Pagi ini hujan rintik-rintik mewarnai sepanjang perjalanan menuju STM (Sekolah Tingkat Militer) eh salah SMKN 1 maksudnya. Hari ini rada beda dengan hari-hari sebelumnya, jika hari-hari sebelumnya berangkat jam 08.00 terancam dikunciin di gerbang, kini datang kesekolah asal nyelonong (untung nda dicurigai satpam).

Hari ini. . . 1-2-3-4-5-dst akhwat furqan sudah standy dengan laptop masing-masing di musholah.
Dengan bermoduskan OL bersama, kami sepakat pasang acting sok-sok sibuk.
Tepat jam 09.00 (kayanya). Salah seorang ikhwan (sebut saja bunga) memberikan aba-aba bahwa pasukan akan diistirahatkan, eh akan membahas rapat maksudnya. Rencana rapat akan diselenggarakan tepat pukul 10.00 WITA. Sembari mengIYAkan instruksi tersebut, gerak-grik kami tetap fokus pada laptop yang betebaran itu *lebaynya.

Tepat jam 10.00, salah seorang ikhwan (sebut saja bunga) mendekati hijab dan mengatakan “kita mulai rapatnya”. Belum sedetik pemimpin rapat berucap, muncul sesosok makhluk nda halus di balik pintu disela-sela hijab. Sontak kami semua kaget, apalagi yang akhwat. Langsung masang muka-muka nda enak, dan tertunduk-tunduk menutupi wajah. (kaya adegan penggrebekan aja)hihi… . Namun diantara kita ada juga akhwat yang memberanikan diri mengusir secara halus tapi maksa pada makhluk satu itu.

Akhirnya setelah 5 menit kejadian itu, amarah dan amuk masa berhasil diredakan. Dengan kesabaran pemimpin rapat, rapat kembali berlanjut, belum sempat mengucapkan Aaa. . ., suara gemuruh pesawat terbang melintasi atep mushola (serasa deket banget). Suaranya yang merdu melemahkan suara sang pemimpin rapat (sebut saja bunga). *dari tadi bunga terus, yaudah sebut saja gayung. *ko gayung, jelek betul. *yasudah . . makanya sebut saja  bunga. (apaan).

15 menit terlewatkan Cuma-Cuma. Astagfirullaah. . .

Lanjut!! Setelah itu pemimpin rapat melanjutkan rapatnya. Pada rapat kali ini, suasananya agak beda. Satu per satu para akhwat turun tangan angkat bicara. Terjadi aksi baku-tembak antara pendapat ini dan pendapat itu sehingga memperpanjang perkara persidangan (nda nyabung ~,~). Akhirnya percekcokan ini berhasil diantisisapi *antisipasi, dengan mengambil jalan tengah.

“tak putus dirundung malang” kaya judul lagu aja. Apapun hasil rapatnya, kami terima dengan wajah tersenyum.

Ba’da sholat dzuhur, salah seorang akhwat (sebut saja bunga) memainkan name-tag untuk kegiatan mabit. Dari situ terbesit untuk mengedit-edit name-tag untuk dijadikan profil picture. Di name-tag itu ada dua kolom yang harus diisi (nama dan jabatan). Soal nama sih, no problem.,Tetep nama asli. Yang jadi percekcokan ni jabatannya. Hihi aneh-aneh deh pokonya kalo dibaca satu-satu.

Salah seorang akhwat (sebut saja bunga) yang menjabat sebagai tim rukiyah, mengancam satu per satu dari kami akan dirukiyah yang dengan berani-beraninya mempermainkan posisi, jabatan, dan kedudukannya. Hihi…

Di satu sisi heboh dengan name-tag, beberapa dari kami angkat kaki dan mulai membenahi hijab yang semula (hijab asal nyangkut) kini menjadi hijab sudah nyangkut.wkwk. . . alhamdulilaah, setidaknya lebih rapi dan tertutup. (awas aja ada yang berani-berani merobohkan tu hijab) akan berhadapan langsung dengan akhwat-otomotif,,hihi kepok (secara gitu mereka-mereka ini yang masang).

Belum cukup sampai disitu, muncul ide ngrobek-ngrobek karton di tepian mushola untuk ditempel dikaca-kaca tanpa tirai. Se-se-she. . . . jadi kan nda ada yang brani ngintip-ngintip!.

Wah hampir sore,. . . ada akhwat (sebut saja bunga) yang mau ngajak makan. Alhasil kegiatan kami hari ini ckup sampai disitu. InsyaAllah agenda besok, jalan-jalan J

*to be continue

Catatan penulis:
“sebuah ukhuwah tidak harus dibangun dengan sesuatu yang sempurna. Sebuah ukhuwah tidak harus bermula baik pada mulanya, dan sebuah ukhuwah tidak harus ditekan dengan sesuatu yang belum difahami. Namun “sebuah ukhuwah” itulah yang akan menjadi sebuah proses dalam tahapan-tahapan membangun kesempurnaan. Dan ukhuwan yang baik itu, akan tercipta dengan sendirinya, jika segalanya didasari niat untuk kebaiakan.”
Kamis, 23 Juni 2011
Ini adalah kisah tentang salah seorang sahabat Nabi saw. Namanya ‘Abdullah ibn Mas’ud –semoga Allah meridhainya-. Ia memang bukan sahabat biasa. Ia juga seorang ulama. Tentangnya, Rasulullah saw pernah berkata : “Sesungguhnya kaki ( Ibnu Mas’ud ) di timbangan Allah pada hari kiamat itu jauh lebih berat daripada gunung Uhud.” Bagaimanakah gerangan perilaku beliau sehingga mendapatkan karunia itu ? Inilah salah satu di antaranya…
Suatu hari, beliau pergi ke pasar dengan membawa beberapa keeping dirham untuk membeli sedikit makanan. Tanpa diduga, ada seorang pencuri yang mencuri dirham-dirham itu. Orang-orang yang mengenal –siapa yang tidak mengenal- ‘Abdullah ibn Mas’ud lalu mendoakan kesialan untuk pencuri itu. Namun beliau justru mengatakan : “Kalian jangan mendoakan kesialan untuknya. Akulah pemilik dirham-dirham itu, aku akan berdoa untuknya, dan harap kalian mau mengaminkan doaku…”

Beliau kemudian  berdoa : “Ya Allah ! Bila engkau mengetahui bahwa orang yang mencuri dirhamku adalah orang berhajat padanya, maka berkahilah ia dengan dirham itu, dan bila Engkau mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak berhajat padanya, maka Ya Allah ! Jadikanlah ini sebagai kemaksiatan terakhir yang ia lakukan dalam hidupnya.” Wa ‘akhlish Al ‘Amal, hal.91 )

Demikianlah tutur kata dari sebuah hati yang bersih. Dan itulah sumber dari segala ketenangan jiwa. Menyerahkan semuanya pada ketetapan Allah Ta’ala. Sebab “yang terbaik adalah apa yang dipilihkan oleh Allah untuk kita”.

Sumber: Facebook
Jumat, 15 April 2011
"Dan diantara manusia ada yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman itu amat sangat cintanya kepada Allah..." (QS. Al-Baqarah : 165)

Karakter cinta itu mirip seperti karekteristik iman, yaitu dibuktikan dengan perbuatan. Oleh karenanya sebagai seorang muslim kita harus menunjukkan bukti cinta kita kepada Allah. Bagaimana caranya? Berikut ini akan kita bahas secara singkat.

Cinta itu memang fitrah karena Allah sudah menanamkannya pada jiwa semenjak dia dilahirkan. Namun tentu yang menjadi pertanyaan, apakah cinta itu sudah benar atau belum..? Kemanakah harus kita tujukan rasa cinta itu, apa hanya untuk satu objek atau bisa mencintai banyak hal dalam waktu bersamaan? Lalu seberapa besar porsi cinta yang harus diberikan.


Nah yang pertama, dan menjadi dasar dari semua keyakinan kita. Dalam Islam, kecintaan kepada Allah itu harus diletakkan diatas segalanya, berdasarkan ayat yang telah kita baca diatas. Bukan berarti kita tidak boleh mencintai hal lainnya seperti orang tua, suami, istri, saudara seiman, binatang peliharaan, dsb. Allah tidak melarang itu, namun Allah meminta kita agar kita mampu memanage cinta kita pada hal lainnya agar tidak menerabas dan melangkahi cinta kepada ALLAH.

Bagaimana caranya, ayat berikut akan menjelaskannya, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu itu menghalangimu daripada mengingat Allah. Barangsiapa yang melakukan itu maka mereka itulah orang-orang yang rugi." (QS. Al-Munafiqun : 9)

Dapat kita simpulkan, bahwa rasa cinta kepada anak dan harta itu sudah alami berada pada diri seseorang dan tidak dilarang. Namun disisi lain, Allah melarang kita untuk melupakan Allah dan melalaikan kita dari ibadah. Lihatlah contoh indah bagaimana Nabi Ibrahim 'alaihissalam yang rela mengorbankan anaknya Ismail untuk memenuhi perintah Allah, itulah bukti cinta seorang Nabi yang telah digelari dengan khalilullah (kekasih Allah).

Begitu juga dengan Nabi Ismail yang rela mengorbankan nyawanya untuk disembelih (walau rencana itu batal) demi menjalankan perintah Allah. Bukti-bukti cinta seperti inilah yang belum pernah ada bandingannya di dunia ini.

Contoh lainya yang sering kita temui, misalkan pada saat adzan dikumandangkan namun berbarengan dengan penayangan sebuah film yang sangat menarik sekali. Nah, manakah yang akan dikedepankan? Mendatangi masjid untuk shalat berjamaah atau tetap memilih bertahan di depan televisi..? Inilah yang disebut ujian iman, tapi saya lebih senang menyebutnya sebagai ujian cinta.

Contoh lainnya, ketika Allah melarang kita untuk mendekati zina "Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan seburuk-buruknya jalan." (QS. Al-Isra : 32)
Namun di sisi lain, pintu itu terbuka untuk kita dengan pacaran misalnya. Bukan hanya zina hakiki berupa hubungan diluar nikah, namun juga berupa zina-zina lainnya yang mungkin terkadang kita lakukan tanpa sadar.

"Zina kedua mata ialah memandang, zina lisan (lidah) ialah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan dan kemaluanlah yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu." (HR. Muslim)

Jadi kesimpulannya, cinta kita kepada Allah akan dibuktikan melalui ujian-ujian ini. Apakah kita mau meloloskan diri kita atau mau membuatnya tereliminasi itu semua terserah kita.

Sekali lagi saya tidak pernah mengatakan bahwa cinta kepada lawan jenis (berkaitan dengan tema pacaran ini) itu dilarang, malah Allah sangat memerintahkan manusia untuk melestarikan rasa cinta ini. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, Allah telah meletakkan cinta itu di dalam pernikahan, bukan pada zina. Itulah yang kita sebut, "Mencintai seseorang karena Allah".

Terakhir sebagai penutup, Allah dan Rasul-Nya mengingatkan kita semua, bila kita memilih untuk berhasil dalam ujian ini, maka Allah telah menyiapkan sebuah hadiah spesial untuk kita semua.

"Ada tiga hal, barang siapa mengamalkannya maka ia dapat menemukan manisnya iman, yaitu orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya daripada yang lain, yang mencintai orang lain hanya karena Allah, dan yang tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka." (HR. Muslim)

Wallahu a'lam..

Annu'aimy, 12 April 2011
'Asa (Sebuah Harapan)
Kamis, 14 April 2011
Kisah nyata ini terjadi di salah sebuah daerah di Yaman. Kisah penderitaan dan kepahitan yang dilalui oleh penduduk Gaza tersebar ke seantero dunia. Semua orang marah, benci, dendam dan sedih. Dimana korban kebanyakan adalah anak-anak kecil tak berdosa yang menjadi korban muntahan peluru sehingga darah membasah bumi tanpa henti.

Tragedi dahsyat ini juga sampai juga ke telinga seorang perempuan tua yang hidup miskin di salah sebuah kampung di Yaman. Sama seperti orang lain, dia juga turut sedih dan pilu sehingga berurai air mata. Lantas suatu hari, dia berusaha sekuat upaya untuk mencoba membantu sekadar semampunya. Kebetulan , ‘harta’ yang dia punya adalah seekor sapi tua, terlalu uzur, kurus dan sudah tidak bermaya.

Dengan semangat tinggi dan perasaan simpati amat sangat, dia berniat menyedekahkan Sapinya itu kepada penduduk Gaza lalu berjalan kaki dari rumah pergi ke salah sebuah masjid di Yaman sambil memegang sapi tunggal kesayangannya itu. Kebetulan hari itu Jumaat dan para jemaah sudah mengerumuni pekarangan masjid
untuk melaksanakan ibadat tersebut.

Ketika itu, betapa ramai yang melihat dan memperhatikan perempuan tua nan miskin dengan sapinya yang berada di sisi luar masjid. Ada yang mengangguk, ada yang menggeleng kepala. Tak terkecuali ada juga yang tersenyum sinis, tertawa, mengejek melihat perempuan miskin yang setia berdiri di sisi sapinya.

Masa berlalu, jemaah masjid walaupun khusyuk mendengar khutbah imam namun sesekali memperhatikan dua mahkhluk tuhan itu. Perempuan dan sapi itu masih di situ yang tanpa rasa malu atau segan diraut wajahnya.
Setelah imam turun dari mimbar, solat Jumaat kemudian dilakukan, biar dibakar terik mentari dan peluh menitis dan memercik di muka, perempuan dan sapi tua itu masih saja di situ.

Segera setelah jemaah selesai solat dan berdoa, tiba-tiba perempuan itu dengan tergesa-gesa menarik sapi itu membawanya ke depan pintu masjid sambil menanti dengan penuh sabar tanpa mempedulikan jemaah yang keluar. Ramai juga orang yang tidak beranjak dan perasaan ingin tahu, apa yang bakal dilakukan oleh perempuan tua itu.

Tatkala imam masjid keluar, perempuan tua itu bingkas berkata : ”Wahai imam, aku telah mendengar kisah sedih penduduk di Gaza. Aku seorang yang miskin tetapi aku bersimpati dan ingin membantu. Sudilah kau terima satu-satunya sapi yang ku punyai untuk dibawa ke Gaza, untuk di berikan kepada penduduk di sana.” 


Gaduh seketika orang yang berada di masjid itu. Imam kaget dengan permintaan  perempuan itu namun keberatan untuk menerima. Ya, bagaimana membawa sapi tua itu ke Gaza? Kemudian para jemaah mulai bercakap-cakap.  Ada yang mengatakan tindakan itu tidak munasabah apalagi sapi itu sudah tua dan tiada harga.

“Tolonglah.. bawalah sapi ini ke Gaza. Inilah saja yang aku punya. Aku ingin benar  membantu mereka,” ulang perempuan yang tidak dikenali itu. Imam tadi masih keberatan.Masing-masing jemaah berkata-kata dan berbisik antara satu sama lain. Semua pandangan tertumpu kepada perempuan dan sapi tuanya itu.


Mata perempuan tua yang miskin itu sudah mulai berkaca dan berair namun tetap tidak beranjak dan terus merenung ke arah imam tersebut. Sunyi seketika suasana. Tiba-tiba muncul seorang jemaah lalu bersuara mencetuskan idea: ”Tak mengapalah, biar aku beli sapi perempuan ini dengan harga 10,000 riyal dan bawa uang itu kemudian sedekahkanlah kepada penduduk di Gaza.
 

Imam kemudian nampak setuju. Perempuan miskin tua itu kemudian menyeka air  matanya yang sudah tumpah. Dia membisu namun sepertinya setuju dengan pendapat jemaah itu.
 

Tiba-tiba bangkit pula seorang anak muda, memberi pandangan yang jauh lebih hebat lagi: ”Bagaimana kalau kita rama-ramai membuat tawaran tertinggi sambil bersedekah untuk membeli sapi ini dan duit nya nanti diserahkan  ke Gaza?”

Perempuan itu terkejut, termasuk imam itu juga. Rupa-rupanya cetusan anak muda ini diterima semua orang. Kemudian dalam beberapa menit para jemaah berebut-rebut menyedekahkan uang mereka untuk dikumpulkan dengan cara lelang tertinggi.
 

Ada yang mulai menawar dari 10,000 ke 30,000 riyal dan berlanjutan untuk seketika. Suasana pekarangan masjid di Yaman itu menjadi riuh selama proses lelang sapi tersebut. Akhirnya sapi tua, kurus dan tidak bermaya milik perempuan tua miskin itu dibeli dengan harga 500,000 riyal, setelah itu uang diserahkan kepada imam masjid, semua sepakat membuat keputusan itu, kemudian salah seorang jemaah berbicara kepada perempuan tua itu.
 

“Kami telah melelang sapi kamu dan telah mengumpulkan uang sejumlah 500,000  riyal untuk membeli sapi itu.
 

“Akan tetapi kami telah sepakat, uang yang terkumpul tadi diserahkan kepada imam  untuk disampaikan kepada penduduk Gaza dan sapi itu kami hadiahkan kembali kepada kamu,” katanya sambil memperhatikan perempuan tua nan miskin itu yang kembali meneteskan air mata…gembira.
 

Tanpa diduga, Allah mentakdirkan segalanya, niat perempuan miskin itu untuk  membantu meringankan beban penderitaan penduduk Palestina akhirnya tercapai dan dipermudahkan sehingga terkumpul uang yang banyak tanpa kehilangan “harta” satu-satunya yang ada . Subhanallah.
 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan amal-amal kalian, tetapi Dia melihat kepada hati dan niat kalian.” (shahih Muslim dan lainnya)
 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
“Barangsiapa yg bersedekah (walau) sebesar kurma dari usaha yg baik, dan Allah tidak menerima kecuali yg baik, dan Sungguh Allah swt menerimanya dg sambutan hangat, lalu melipat gandakannya untuk orang itu seperti kalian mengasuh bayi yg disusuinya, hingga sebesar gunung” (Shahih Bukhari)
 

Hikmah dari kisah ini adalah segala niat murni yang baik senantiasa mendapat perhitungan dan ganjaran Allah apalagi jika datang dari hati kecil seorang yang miskin yang mau membantu umat islam yang menderita akibat dizalimi rejim zionis israel, biarpun diri serba payah dan serba kekurangan. sesuai dengan Firman Allah Ta’ala,
 

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikanbisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan  barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS. An Nisa’ [4] :114)

Semoga bermanfaat…….


(Kisah ini di ambil dari Timbalan Mursyidul Am PAS Dato’ Haron Din kepada Harakah daily melalui kisah nyata yang di terbitkan di sebuah majalah Arab)
Ketika Rasulullah berkunjung ke surga Allah bersama malaikat Jibril, ketika itu Rasulullah mendengar suara yang begitu besar, suara detakan yang membuat beliau bertanya kepada Jibril,"Wahai Jibril, suara siapakah itu?" Malaikat Jibril pun menjawab,"Suara umatmu wahai Rasul Allah". Rasul pun bingung dan bertanya lagi,"Umatku yang bagaimana?" Jibril pun menjawab,"Umatmu yang selalu melangkahkan kakinya ke rumah Allah" Subhanallah.... Anda mau??? FAKTA yang ada: Jarang antara kita bergerak hatinya untuk ke Masjid tuk shalat berjama'ah khususnya para REMAJA yang terlena oleh perasaan dan kesenangan dunia.