Kamis, 30 Desember 2010
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda, al-Qur’an menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah SWT dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah SWT, sehingga Allah SWT menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun.

Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam al-Qur’an juga menceritakan tentang pemuda yang tegar dalam keimanannya kepada Allah SWT sehingga menyebabkan banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa, sehingga ratusan orang dibinasakan dengan diceburkan ke dalam parit berisi api yang bergejolak. Dan masih banyak lagi contoh-contoh kisah para pemuda lainnya, diantaranya bahwa mayoritas dari assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah SAW) adalah para pemuda (Abu Bakar ra masuk Islam pada usia 32 tahun, Umar ra 35 th, Ali ra 9 th, Utsman ra 30 th, dst).

Sifat-sifat yang menyebabkan para pemuda tersebut dicintai Allah SWT dan mendapatkan derajat yang tinggi sehingga kisahnya diabadikan dalam al-Qur’an dan dibaca oleh jutaan manusia dari masa ke masa, adalah sebagai berikut :

Karena mereka selalu menyeru pada al-haq.

"Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan." (QS. Al-A'raf : 181)

Mereka mencintai Allah SWT, maka Allah SWT mencintai mereka.

"Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya..." (QS. Al-Maidah : 54)

Mereka saling melindungi, menegakkan shalat.

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah : 71)

tidak sebagaimana para pemuda yang menjadi musuh Allah SWT.

"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik." (QS. At-Taubah : 67)

Mereka adalah para pemuda yang memenuhi janjinya kepada Allah SWT.

"orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian." (QS. Ar-Ra'd : 20)

Mereka tidak ragu-ragu dalam berkorban diri dan harta mereka untuk kepentingan Islam.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar." (QS. Al-Hujurat : 15)

Sumber: (www.al-ikhwan.net
Rabu, 29 Desember 2010
Nah, untuk anak-anak rohis pasti udah tau kegiatan yang biasanya slalu ditunggu-tunggu ini. Bagaimana tidak? Selain menambah ilmu agama, keimanan semakin mantap, juga ada games dan kegiatan lainnya yang tentunya seru abis dan bermanfaat pastinya.

Tapi, jangan heran. Ada juga loh ternyata anak rohis yang gak ngerti dengan kegiatan ini. Loh? Kok Bisa? Ya karena mereka hanya tau kalau Mabit adalah kegiatan ngumpul bareng trus bermalam di suatu tempat. Abis itu main games dan dengarin ceramah. Hehehe... apalagi yang bukan anak rohis? Yang ada di bayangan mereka pasti Mabit adalah acara ngumpul n dengarin ceramah semalaman suntuk. hehehe..... Ya Bukanlah!

Jadi apasih mabit itu? apa Makan-makan Bincang-bincang Tidur? hehehe... apa sih?

MABIT atau "Malam Bina Iman dan Taqwa" adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk membina dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah SWT. Namun dalam kegiatan ini dilaksanakan dalam konteks kehidupan remaja sehingga kegiatannya tidak seperti yang temen-temen bayangkan. Bahkan lebih dari itu. Karena acara ini disusun oleh remaja muslim sehingga pasti acaranya asik dan tentu tidak membosankan.

Biasanya pada kegiatan mabit itu terdiri dari berbagai sub kegiatan. Seperti games, nonton bareng, rihlah (rekreasi), olahraga (futsal, basket, volly, dsb), tafakur alam (outbond), tadarus bareng (ini bagus untuk temen2 yg baru belajar ngaji), solat tahajud bareng (kalau ini bagus untuk mengetahui, apa sih enaknya sholat tahajut?), chating ringan tentang khidupan remaja (ini yg paling asik), diskusi terbuka (kamu boleh tanya apa saja kepada murobi atau mentoring dan insyaallah akan dapat solusinya), de el el deh (tergantung keinginan dan tema acaranya).

Nah loh? Itu aja?

Selain itu kegiatan ini juga dapat memupuk dan mempererat persahabatan serta kita dapat saling mengenal dengan teman kita. Dan juga kita dapat belajar bayak deh dari kegiatan ini....

Sebenarnya mabit itu artinya bermalam atau nginep, kaya jama’ah haji kita yang mabit di,,,dimana ya? Di  mina atau muzdalifah ya? Kurang tau nih, soalnya belum pergi kesana.Hehehe....

Nah, gimana dah ada gambaran tentang kegiatan ini? Pengen lebih jelas? Buruan gabung di ROHIS n jangan sampai ketinggalan acara ini. Nyesel kalau gak ikut... hehe....
Senin, 27 Desember 2010
Setelah Sholat fardhu sebaiknya kita membaca wirid/doa sehingga pahala kita bertambah banyak dan dosa-dosa kita insya allah diampuni. Selanjutnya apabila kita dipanggil olehNya, maka kita sudah bersih dari dosa-dosa dan dimasukkan ke dalam golongan yang beruntung yaitu yang mendapat surga (jannah) sebagai balasan dari Alloh SWT.

Wirid ini tergolong wirid panjang tetapi apabila kita baca setiap hari maka kita akan hapal dengan sendirinya.

Wiridnya adalah sbb:

Astaghfirullohhal adziim li wali wali dayya wali ashabil khuquq ala wal jamiil mu'minin wal mu'minat wal muslimiina wal muslimat al akhyaa 'i minhum wal amwaat (3x)
lebih kurang artinya : aku mohon ampun ya Alloh dzat yang Maha Agung, juga ampuni kedua orang tuaku dan orang-orang yang punya kewajiban pada aku, dan semua mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat yang hidup maupun yang sudah meninggal.

Laa Ilaaha Illalloh wahdahu laasyariikalah lahulmulku walahulhamdu yuhyii wayumiitu wahuwa alaa kulli syaiin qadiir (3x)
Tidak ada Tuhan selain Alloh, dzat yang Maha Esa (satu), tidak ada sekutu untukNya (tidak ada yang menyamai), dzat yang mempunyai kerajaan dan semua pujian. Dzat yang menghidupkan dan mematikan, dan berkuasa atas segala sesuatu.
Allohumma antassalam, waminkassalam, wa ilaika ya'uudussalam, fahayinaa Robbana bissalam, wa adkhilnal jannata darossalam, tabarokta Robbanaa wata a'laita yaa dzaljalali wal ikraam
Ya Alloh dzat yang mempunyai keselamatan, keselamatan adalah dari Engkau, dan keselamatan berpulang kepadaMU, dalam hidupku berilah keselamatan, masukkan aku kedalam sorga Darossalam, Tuhanku Engkaulah yang maha luhur dan maha agung, dzat yang maha luhur dan maha mulya.
Audzubillahiminassyaithonirrojiim, Bismillahirrohmanirrokhiim
teruskan dengan membaca : Al Fatehah , kemudian

Wa ilahukum ilahu wakhid , La ilaahailla huwarrohmaanurrokhiim
hai kamu semua, Tuhanmu itu hanya satu, tidak ada Tuhan selain 'Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang'.
teruskan dengan membaca 'ayat Kursi' sebagaimana dibawah ini,

Allohu Laa iaaha illaa huwalkhoyyul qoyuum, laa ta' khudzuhuu sinatuw walaa naum, lahu maa fiissamaawaati wa maa fil ardhi, mandzaalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa biidznih, ya'lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum, wa laa yukhithuuna bisyai'in min 'ilmihi illa bi maasyaaa'i, wasi'a kursiyyuhussamaawaati wal ardho, waa ya'uduhuu khifzuhumaa wahuwal a'liyul a'zhiim.

kemudian teruskan dengan beberapa ayat dari Al Qur'an dibawah ini,

Syahidallohu annahu La ilaa ha ila huwa walmalaikatu wa ulul ilmi qoiman bil qisthi La ilaa ha illa huwal aziizul hakiim

Inna diina i'ndallohil islam

Qulillohumma malikulmulki, tu'tilmulka man tasyaa', wa tanziulmulka miman tasyaa' wa tu'izu man tasyaa' wa tudzillu man tasyaa' biyadikal khoir Innaka alaa kulli syaiin qodiir. Tuulijullaila finnahaari wa tuulijunnaaharo fillaili, Wa tukhrijul hayya minal mayyiti wa tukhrijulmayyita minal hayyi, Wa tarzuqu man tasyaa' bi ghoiri hisaab

Subhanalloh (33x) , Alhamdulillah (33x) , Allohuakbar (33)

Allohu Akbar Kabiirau wasubhanallohi bukrotau waashiilla

La ilaaha illallohu wahdahuu la syariikalah lahulmulku wa lahulhamdu yuhyi wa yumiitu wahuwa alaa kulli syaiin qodiir

La khaula wala quwata illa billahil a'liyil aziim

Allohumma sholli wasallim alaa sayyidinaa Muhammad a'bdika wa rosuulika nabiyyil ummiyyi wa a'laa aalihii wa shohbihii wasallim

Wa hasbunaallohu wani'mal wakiil

La khaula wala quwata illa billahil a'liyil aziim, Astaghfirullohhal adziim

Doa

Alhamdulillahirobbil a'lamiin, hamdan yuuafii ni'mah wa yukafii maziidah
yaa Robbanaa lakalhamdu kamaa yanbaghi lijalali wajhikal kariim wa aziim sulthonik

Allohumma Sholli wasalim alaa sayidinaa Muhammad, sholatan tunjinaa bihaa min jami'il ahwaali wal afaat, wa taqdhilanaa bihaa min jami'il hajaat, wa tuthohirunaa bihaa min jami'is sayi'at, wa tarfa'unaa bihaa 'indaka a'laa ddarojaat, wa tubalighunaa bihaa aghsol ghoyat min jami'il khoirot fil hayaati wa ba'dal mamaati.

Allohumma inna nasa'luka luthfa fimaa jarot bihil maqoodiir

Allohumma inna nasa'luka min khoiri masa'alaka, minhu sayyidunaa wa nabiyyuna muhammad 'abduka wa rosuuluka, wa na'udzubika min syarri masta'adzaka, minhu sayyidunaa wa nabiyyuna muhammad 'abduka wa rosuuluka

Allohumma inna nasa'luka muujibaati rohmatika, wa azaa'ima maghfirotika,
wa ssaalamatan min kulli istmin, wal ghoniimatan min kulli birrin, wal fauza bil jannah, wan najaata mina nnaar, wal a'fwa 'indalhisaab

Robbanaa laa tuzig quluubanaa ba'da idz hadaitanaa wa hablana miladunka rohmah, innaka antal wahhaab

Robbanaghfirlanaa wali walidiina kamaa robayanaa shoghiiroo, wal jamiil mu'minin wal mu'minat wal muslimiina wal muslimat al akhyaa' i minhum wal amwaat

Robbanaa aaatinaa fiddunyaa khasanah, wa fil aakhiroti khasanah, wa qinaa 'adzabannaar.

Wa shollallohu alaa sayidinaa muhammad wa alaa aalihii wa shohbihii wa sallim, walhamdulillahi robbil 'alamiin.

Amiin.

adopted from : group facebook "Aku Cinta Allah"
Sabtu, 25 Desember 2010
Manusia selalu berusaha dengan berbagai macam cara untuk melindungi dirinya dari ganguan dan kejahatan orang lain. Banyak cara yang di tempuh dan jalan yang di lalui untuk tujuan ini.

Sejak zaman dahulu dalam dunia persilatan telah kita dengar berbagai macam nama ilmu kesaktian. Kalau dulu anda pernah mengikuti sandiwara Saur sepuh tentu anda akan kenal pada Ajian serat jiwa dan Lampah umpuh ilmu pamungkas raja Madangkara Brama kumbara.Di zaman rudal dan senjata mutakhir sekarang ini pun masih banyak orang yang mengejar ilmu kesaktian semacam ini, dengan berbagai macam tujuan dan alasan. Untuk menjaga diri, agar tekenal sebagai jawara, atau mungkin seorang ustadz atau dai’ mempelajarinya agar da’wahnya lancar karena dapat mengalahkan atau paling tidak melindungi diri dari kejahatan orang yang tidak senang pada kebaikan.

Perlu juga kita ketahui, ilmu kadikjayaan ini ada dua sumber yang berbeda, biasa dikenal dengan sebutan ilmu hitam dan ilmu putih. Ilmu putih adalah kesaktian yang diperoleh dengan amalan tertentu yang tidak bertentangan dengan syariat islam, sedangkan ilmu hitam adalah kebalikannya kesaktian itu diperoleh dengan malakukan suatu amalan yang dilarang Allah.

Dalam tulisan ini saya ingin meunjukkan pembaca pada suatu kesaktian luar biasa sangat penting untuk kita miliki, khususnya yang berkecimpung dalam dunia da’wah. Ilmu ini adalah ilmu kebal yang diajarkan dan diwariskan Rasulullah SAW kepada sahabat-sahabatnya.

Yang saya maksud dengan ilmu kebal disini bukan kita tidak mempan disabet pedang, atau tidak bisa ditembus oleh peluru. Ilmu kebal tingkat tinggi yang diajarkan Rasulullah SAW adalah kekebalan hati. Orang yang menguasai ilmu ini tidak akan mudah sakit hati, tidak gampang tersulut kemarahannya, tidak gampang termakan hasutan orang, jauh dari dengki dan hasud sehingga hidupnya terasa benar-benar tentram.

Rasulullah sangat pemaaf, tidak mudah merasa sakit hati walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang sangat menyakitkan sekalipun. Beliau dicaci dihina disakiti tetapi dengan mudahnya beliau melupakan itu semua.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah setiap kali pulang dari masjid Beliau diludahi oleh seorang kafir, suatu hari Raulullah SAW tidak mendapati orang tersebut, ketika Rasulullah mengetahui orang itu ternyata sakit beliau bergegas untuk menjenguknya, dan sebab itulah orang tersebut masuk islam. Dalam perjalanan da’wah ke Taif pun tidak kalah pedihnya cobaan yang Rasulullah SAW hadapi, Rasulullah SAW ditolak oleh pemimpin Tsaqiif bahkan beliau dilempari batu oleh budak-budak dan orang-orang bodoh dari mereka sehingga kedua kakinya berlumuran darah.

Ketika malaikat Jibril menawarkan untuk membinasakan mereka Rasulullah SAW menolak bahkan Rasulullah SAW mendoakan mereka agar mendapat pengampunan Allah.

Bukankah kita sering kali merasa sakit hati, tersinggung dan kecewa hanya karena hal sepele?

Keadaan seperti ini membuat kita mudah marah, menyimpan kebencian dan dendam pada orang yang ada disekitar kita. Padahal perasaan seperti itu kalau dibiarkan akan mengganggu kesehatan jasmani juga, seperti penyakit darah tinggi, jantung dan lain-lain. kalau begitu kiranya anda sangat perlu untuk mendalami jurus-jurus sakti ini.

Apakah sepuluh jurus itu, dan bagaimana kita mengusainya?

Jurus-jurus itu adalah ayat-ayat al-quran dan hadis-hadis Rasulullah SAW.

Cara mendapatkan kekebalan itu adalah dengan memahami, menghayati dan berusaha mencontoh rasulullah SAW dalam mengamalkannya. Orang yang dapat mengusai jurus-jurus ini dengan sempurna bukan saja ia akan sakti di dunia, namun diakhirat pun dia dianggap sebagai jawara yang telah dapat mengalahkan hawa nafsunya. Ia akan mendapat pahala yang besar dan kemulian dari Allah SWT.

* Jurus pertama : Menahan Marah.

Jurus ini mengingatkan kita untuk dapat menahan amarah. Allah berfirman:

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ [آل عمران/134]

Artinya : Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan( kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali Imran: 134)

* Jurus kedua : Ahlaq paling utama

Jurus ini mengingatkan kita untuk dapat meraih ahlaq paling utama. Rasulullah SAW bersabda :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : يا عقبة ألا أخبرك بأفضل أخلاق أهل الدنيا وأهل الآخرة تصل من قطعك وتعطى من حرمك وتعفو عمن ظلمك . جامع الأحاديث – (ج 37 / ص 309)

Rasulullah SAW bersabda : Wahai Uqbah tidakkah aku memberitahumu akan ahlaq paling utama bagi penghuni dunia dan aqhirat ? Engkau menyambung hubungan terhadap orang yang memutus hubungan denganmu, engkau memberi orang yang tidak mau memberimu, dan engkau memaafkan orang yang mendzalimimu. (jami’ul hadis juz 37, hal : 309)

* Jurus ketiga : Memaafkan

Jurus ini mengingatkan kita untuk mudah memafkan.

فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ [الحجر/85]

Artinya : Maka maafkanlah dengan cara yang baik. (QS: Al-Hijr: 85)

* Jurus keempat : Ampunan Allah

Jurus ini mengingatkan kita agar mendapat ampunan Allah.

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ [النور/22]

Artinya : dan hendaklah mereka memafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah megampunimu? Dan Allah Maha pengampun lagi maha Penyayang. (QS: An-Nur: 22)

* Jurus kelima: Sabar

Jurus ini mengingatkan kita agar bersifat sabar. Allah berfirman :

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ [الشورى/43]

Artinya: Barang siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (QS: As-Syuraa: 43)

* Jurus keenam : Wasiat Nabi

Jurus ini mengingatkan kita pada sebuah wasiat Baginda nabi SAW.

Rasulullah SAW bersabda :

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه وسلم : أوصني قال : لا تغضب ، فردد مرارا فقال لا تغضب . رواه البخاري

Artinya : Dari Abu Hurairah ra. Bahwa ada seorang berkata kepada Nabi SAW : “Berilah aku wasiat” Nabi berkata : “Janganlah egkau marah”. Orang itu mengulangi berkali-kali permintaannya, nabi pun berkata : “janganlah engkau marah”. (HR. Imam Buhori).

* Jurus ketujuh : Lemah lembut

Jurus ini mengingatkan kita akan kehebatan sikap lemah lembut. Rasulullah SAW bersabda :

عن عائشة رضي الله عنها قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه ولا ينزع من شيء إلا شانه . رواه مسلم .

Artinya : dari Sayyidah A’isyah ra. Ia berkata: rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya lemah lembut tidaklah berada pada suatu apapun kecuali akan menhiasinya, dan tidaklah dicabut sifat lemah lembut itu dari sesuatu kecuali akan menjadikannya buruk. (HR. Imam Muslim).

* Jurus kedelapan : Kekuatan inti

Jurus ini mengingatkan kita bahwa kekuatan yang sesungguhnya adalah menahan amarah. Rasulullah SAW bersabda :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال ، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ليس الشديد بالصرعة ، إنما الشديد الذي يملك نفسه عند الغضب . متفق عليه .

Artinya : dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah kekuatan itu dengan menang dalam bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan amarahnya ketika ia marah. (HR. Imam Bukhari Muslim).

* Jurus kesembilan : Ihtimalul adza

Jurus ini mengingatkan kita bahwa ihtimalul adza (bersabar atas keburukan orang) adalah pembuka pertolongan Allah. Rasulullah SAW bersabda :

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : أن رجلا قال يا رسول الله ، إن لي قرابة أصلهم ويقطعونني ، وأحسن إليهم ويسيئون إلي ، وأحلمعنهم ويجهلون علي ، فقال : لئن كنت كما قلت كأنما تسفهم المل ، ولا يزال معك من الله ظهير عليهم ما دمت على ذلك . رواه مسلم .

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa seorang berkata kepada rasulullah SAW: “Sesungguhnya aku mempunyai kerabat, aku selalu menyambung hubungan baik dengan mereka tetapi mereka selalu memutuskannya, aku berbuat baik akan tetapi mereka membalasnya dengan keburukan, aku berlaku bijak akan tetapi mereka berlaku bodoh. Rasulullah SAW kemudian bersabda: Bila keadaannya seperti yang engkau katakan, mereka itu seperti meminum abu yang panas, dan senantiasa Allah akan memberikan pertolongan kepadamu selama kamu dalam keadaan demikian itu. ( HR Imam Muslim)

* Jurus kesepuluh : Do’a pamungkas

Mendoakan orang yang mendholimi dan menyakiti kita dengan doa yang baik adalah suatu yang luar bisa, seperti yang dilakukan rasulullah SAW terhadap penduduk Taif. Orang tidak akan dapat mendoakan orang yang menyakitinya dengan doa’ yang baik kecuali orang yang berhati mulia, dan itulah salah satu ciri-ciri penghuni surga.

Inilah kesepuluh jurus tersebut, jikalau anda tidak setuju dengan penamaannya dengan judul di atas, silahkan anda memberinya nama dengan nama apa saja yang anda sukai tapi saya yakin anda pun sependapat dengan saya inilah ahlaq yang diajarkan rasulullah SAW untuk melatih kekuatan hati.

Hafalkanlah kesepuluh jurus ini dengan baik pahami dan hayati maknanya dalam-dalam. Cobalah disaat anda merasa disakiti orang, hadirkan jurus-jurus ini satu demi satu, ajak hati anda untuk memahami menghayati dan membayangkan keagungan Ahlaq Rasulullah SAW, katakan pada hati anda bahwa Rasulullah SAW adalah suri tauladan bagi orang yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat yang dijanjikan Allah. Semoga dengan demikian kita tidak akan mudah merasa sakit hati.

sumber : kaskus.us
Kamis, 23 Desember 2010
Semua orang pasti pernah jatuh cinta, tapi cinta seperti apa sih dalam pandangan Islam ?

Cinta dalam Islam

Ingatkah saat Anda dulu jatuh cinta? Atau mungkin saat ini Anda tengah
mengalaminya? Itulah yang sedang terjadi pada salah seorang sahabat saya.
Akhir-akhir ini tingkah lakunya berubah drastis. Ia jadi suka termenung
dan matanya sering menerawang jauh. Jemari tangannya sibuk ketak-ketik di
atas tombol telpon genggamnya, sambil sesekali tertawa renyah, berbalas
pesan dengan pujaan hatinya. Di lain waktu dia uring-uringan, namun begitu
mendengar nada panggil polyphonic dari alat komunikasi kecil andalannya
itu, wajahnya seketika merona. Lagu-lagu romantis menjadi akrab di
telinganya. Penampilannya pun kini rapi, sesuatu yang dulu luput dari
perhatiannya. Bahkan menurutnya nuansa mimpi pun sekarang lebih
berbunga-bunga. Baginya semuanya jadi tampak indah, warna-warni, dan wangi
semerbak.

Lebih mencengangkan lagi, di apartemennya bertebaran buku-buku karya
Kahlil Gibran, pujangga Libanon yang banyak menghasilkan masterpiece
bertema cinta. Tak cuma menghayati, kini dia pun menjadi penyair yang
mampu menggubah puisi cinta. Sesekali dilantunkannya bait-bait syair.
"Cinta adalah kejujuran dan kepasrahan yang total. Cinta mengarus lembut,
mesra, sangat dalam dan sekaligus intelek. Cinta ibarat mata air abadi
yang senantiasa mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa dahaga."

Saya tercenung melihat cintanya yang begitu mendalam. Namun, tak urung
menyeruak juga sebersit kontradiksi yang mengusik lubuk hati. Sebagai
manusia, wajar jika saya ingin merasakan totalitas mencintai dan dicintai
seseorang seperti dia. Tapi bukankah kita diwajibkan untuk mencintai Allah
lebih dari mencintai makhluk dan segala ciptaan-Nya?

Lantas apakah kita tidak boleh mencintai seseorang seperti sahabat saya
itu? Bagaimana menyikapi cinta pada seseorang yang tumbuh dari lubuk hati?
Apakah cinta itu adalah karunia sehingga boleh dinikmati dan disyukuri
ataukah berupa godaan sehingga harus dibelenggu? Bagaimana sebenarnya
Islam menuntun umatnya dalam mengapresiasi cinta? Tak mudah rasanya
menemukan jawaban dari kontroversi cinta ini.

Alhamdulillah, suatu hari ada pencerahan dari tausyiah dalam sebuah
majelis taklim bulanan. Islam mengajarkan bahwa seluruh energi cinta
manusia seyogyanya digiring mengarah pada Sang Khalik, sehingga cinta
kepada-Nya jauh melebihi cinta pada sesama makhluk. Justru, cinta pada
sesama makhluk dicurahkan semata-mata karena mencintai-Nya. Dasarnya
adalah firman Allah SWT dalam QS Al Baqarah 165, "Dan di antara manusia
ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang
beriman amat sangat cintanya kepada Allah."

Jadi Allah SWT telah menyampaikan pesan gamblang mengenai perbedaan dan
garis pemisah antara orang-orang yang beriman dengan yang tidak beriman
melalui indikator perasaan cintanya. Orang yang beriman akan memberikan
porsi, intensitas, dan kedalaman cintanya yang jauh lebih besar pada
Allah. Sedangkan orang yang tidak beriman akan memberikannya justru kepada
selain Allah, yaitu pada makhluk, harta, atau kekuasaan.

Islam menyajikan pelajaran yang berharga tentang manajemen cinta; tentang
bagaimana manusia seharusnya menyusun skala prioritas cintanya. Urutan
tertinggi perasaan cinta adalah kepada Allah SWT, kemudian kepada
Rasul-Nya (QS 33: 71). Cinta pada sesama makhluk diurutkan sesuai dengan
firman-Nya (QS 4: 36), yaitu kedua orang ibu-bapa, karib-kerabat (yang
mahram), anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sedangkan
harta, tempat tinggal, dan kekuasaan juga mendapat porsi untuk dicintai
pada tataran yang lebih rendah (QS 9: 24). Subhanallah!

Perasaan cinta adalah abstrak. Namun perasaan cinta bisa diwujudkan
sebagai perilaku yang tampak oleh mata. Di antara tanda-tanda cinta
seseorang kepada Allah SWT adalah banyak bermunajat, sholat sunnah,
membaca Al Qur'an dan berdzikir karena dia ingin selalu bercengkerama dan
mencurahkan semua perasaan hanya kepada-Nya. Bila Sang Khaliq memanggilnya
melalui suara adzan maka dia bersegera menuju ke tempat sholat agar bisa
berjumpa dengan-Nya. Bahkan bila malam tiba, dia ikhlas bangun tidur untuk
berduaan (ber-khalwat) dengan Rabb kekasihnya melalui shalat tahajjud.
Betapa indahnya jalinan cinta itu!

Tidak hanya itu. Apa yang difirmankan oleh Sang Khaliq senantiasa
didengar, dibenarkan, tidak dibantah, dan ditaatinya. Kali ini saya baru
mengerti mengapa iman itu diartikan sebagai mentaati segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Seluruh ayat-Nya dianggap sebagai
sesuatu yang luar biasa sehingga seseorang yang mencintai-Nya merasa
sanggup berkorban dengan jiwa, raga, dan harta benda demi membela
agama-Nya.

Totalitas rasa cinta kepada Allah SWT juga merasuk hingga sekujur roh dan
tubuhnya. Dia selalu mengharapkan rahmat, ampunan, dan ridha-Nya pada
setiap tindak-tanduk dan tutur katanya. Rasa takut atau cemas selalu
timbul kalau-kalau Dia menjauhinya, bahkan hatinya merana tatkala
membayangkan azab Rabb-nya akibat kealpaannya. Yang lebih dahsyat lagi,
qalbunya selalu bergetar manakala mendengar nama-Nya disebut. Singkatnya,
hatinya tenang bila selalu mengingat-Nya. Benar-benar sebuah cinta yang
sempurna... Puji syukur ya Allah, saya menjadi lebih paham sekarang! Cinta
memang anugerah yang terindah dari Maha Pencipta. Tapi banyak manusia
keliru menafsirkan dan menggunakannya. Islam tidak menghendaki cinta
dikekang, namun Islam juga tidak ingin cinta diumbar mengikuti hawa nafsu
seperti kasus sahabat saya tadi.

Jika saja dia mencintai Allah SWT melebihi rasa sayang pada kekasihnya.
Bila saja pujaan hatinya itu adalah sosok mukmin yang diridhai oleh-Nya.
Dan andai saja gelora cintanya itu diungkapkan dengan mengikuti
syariat-Nya yaitu bersegera membentuk keluarga sakinah, mawaddah, penuh
rahmah dan amanah... Ah, betapa bahagianya dia di dunia dan akhirat...

Alangkah indahnya Islam! Di dalamnya ada syariat yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia mengelola perasaan cintanya, sehingga menghasilkan
cinta yang lebih dalam, lebih murni, dan lebih abadi. Cinta seperti ini
diilustrasikan dalam sebuah syair karya Ibnu Hasym, seorang ulama
sekaligus pujangga dan ahli hukum dari Andalusia Spanyol dalam bukunya
Kalung Burung Merpati (Thauqul Hamamah), "Cinta itu bagaikan pohon,
akarnya menghujam ke tanah dan pucuknya banyak buah." Wallahua'lam
bish-showab.

*Ya Allah
Ketika aku menyukai seorang teman, tolong ingatkanlah aku bahwa di dunia ini tak akan pernah ada sesuatu yang abadi.
Sehingga ketika seseorang meninggalkanku, aku akan tetap kuat & tegar karena aku bersama Yang Tak Pernah Berakhir, yaitu cinta-Mu Ya Allah

semoga menginspirasi :) tunggu kelanjutannya insyaAllah..! ^_^

Sumber: http://halaqah.net/v10/index.php?topic=3845.0
Senin, 20 Desember 2010
Sepotong Tanya
(Sebuah Renungan)

KITA BERTANYA : KENAPA AKU DIUJI?

AL-QURAN MENJAWAB
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta."
(Surah Al-Ankabut ayat 2-3)


KITA BERTANYA : KENAPA AKU TIDAK DAPAT APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?

AL-QURAN MENJAWAB
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui."
(Surah Al-Baqarah ayat 216)


KITA BERTANYA : KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

AL-QURAN MENJAWAB
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya. "
(Surah Al-Baqarah ayat 286)


KITA BERTANYA : KENAPA RASA KECEWA?

AL-QURAN MENJAWAB
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang
beriman."
(Surah Al-Imran ayat 139)


KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

AL-QURAN MENJAWAB
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan) , dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan), dan bersedialah (dengan kekuatan
pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah kamu kepada Allah, supaya kamu berjaya (mencapai kemenangan). "


KITA BERTANYA : BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?

AL-QURAN MENJAWAB
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang; dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada
orang-orang yang khusyuk"
(Surah Al-Baqarah ayat 45)


KITA BERTANYA : APA YANG AKU DAPAT DARIPADA SEMUA INI?

AL-QURAN MENJAWAB
"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri, harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka...... "
(Surah At-Taubah ayat 111)


KITA SELALU BERTANYA : KEPADA SIAPA AKU BOLEH BERHARAP?

AL-QURAN MENJAWAB
"Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dariNya. Hanya kepadaNya aku bertawakkal. "
(Surah At-Taubah ayat 129)


KITA BERKATA : AKU TIDAK DAPAT TAHAN!

AL-QURAN MENJAWAB
"... ..dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari Rahmat Allah melainkan kaum yang kafir."
(Surah Yusuf ayat 12)
Minggu, 19 Desember 2010
Message: Seorang pelanggan merasa kesulitan untuk menginstall Cinta Kasih yang baru saja ia dapatkan. Kemudian ia menghubungi Customer Service untuk dapat memberikan petunjuk langkah-langkah menginstal Cinta Kasih secara benar melalui telephon.

Linx-Lunx[LL]: Ya, ada yang bisa saya bantu?

Pelanggan [P]: Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cinta kasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?

LL: Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?

P: Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan terlebih dahulu?

LL: Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana HATI anda?

P: Ya, tapi ada banyak program yang sedang aktif. Apakah saya tetap bisa menginstalnya sementara program-program tersebut aktif?

LL: Program apa saja yang sedang aktif?

P: Sebentar, saya lihat dulu, Program yang sedang aktif adalah SAKITHATI.EXE, MINDER.EXE, DENDAM.EXE dan BENCI.COM.

LL: Tidak apa-apa. CINTA-KASIH akan menghapus SAKITHATI.EXE dari sistem operasi Anda. Program tersebut akan tetap ada dalam memori anda, tetapi tidak lama karena akan tertimpa program lain. CINTA-KASIH akan menimpa MINDER.EXE dengan modul yang disebut PERCAYADIRI.EXE. Tetapi anda harus mematikan BENCI.COM dan DENDAM.EXE. Program tersebut akan menyebabkan CINTA-KASIH tidak terinstal secara
sempurna. Dapatkah anda mematikannya?

P: Saya tidak tahu cara mematikannya. Dapatkah anda memandu saya?

LL: Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan aktifkan MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.

P: OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara otomatis. Apakah ini wajar?

LL: Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH akan terus diinstal kembali dalam HATI anda. Apakah anda melihat pesan tersebut?

P: Ya. Apakah sudah selesai terinstal?

LL: Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang lain agar dapat meng-upgrade-nya.

P: Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus saya lakukan?

LL: Apa pesannya?

P: ERROR 412 - 'PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL COMPONENT'. artinya?

LL: Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini
berarti anda harus men 'CINTA-KASIH'-i mesin anda sendiri sebelum men-'CINTA-KASIH'-i orang lain.

P: Lalu apa yang harus saya lakukan?

LL: Dapatkah anda klik pulldown direktori yang disebut 'PASRAH'?

P: Ya, sudah.

LL: Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori 'MYHEART' MEMAAFKAN-DIRI-SENDIRI.DOC, dan MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. Sistem akan menimpa file-file konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah. Anda juga perlu mengosongkan Recycle Bin untuk memastikan program-program yang salah tidak
muncul kembali.

P: Sudah. Hei! HATI saya terisi file-file baru. SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM dicopi ke HATI. Apakah ini
wajar?

LL: Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu untuk mendownloadnya. Jadi CINTA-KASIH telah terinstal dan aktif. Anda harus bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.

P: Apa?

LL: CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka akan share ke oranglain dan seterusnya sampai anda akan menerimanya kembali.

P: Pasti. Terima kasih atas bantuannya.

SUMBER: http://www.facebook.com/note.php?note_id=142235359127785
Kamis, 16 Desember 2010
Wahai hati, katakan sejujurnya

Ini cinta atau nafsu

Saat hati berkata ini cinta

Mengapa mata ini bagai panah iblis yang bisa menusuk

Saat hati berkata ini cinta

Mengapa telinga ini bagai mendengar nyanyian syaitan terkutuk

Saat hati berkata ini cinta

Kenapa pertemuan ini selalu di kelilingi syahwat

Janganlah kau berkata kau mencintaiku

Jika cinta ini akan menjerumuskan kita

Tapi katakanlah aku ingin menikah denganmu

Mengambil Jalan Sucinya Ilahi

Sesuci cinta Yusuf dan Zulaikha

Yang lebih memilih penjara daripada terbuai nafsu

Seperti tegarnya cinta Ali dan Fathimah

Yang selalu di kelilingi surga meski kesulitan ekonomi melilit

Aku memang mencintaimu karena Allah

Karena itu kan kutempuh aturan Allah untuk mendapat cintamu


Adopted from : Group Facebook "Aku Cinta Allah"
Senin, 13 Desember 2010
“Bahkan manusia sangat tajam melihat dirinya sendiri, walaupun ia melontarkan berbagai alasannya” (QS.AI-Qiyamah:14).


Para penganut Al-Qur’an tak ragu sedikitpun akan kesempurnaannya. la cahaya terang dan jalan lurus yang mengantar kepada keselamatan dunia dan kebahagiaan akhirat. la bashirah yang begitu jernih, tajam dan akurat mewartakan keadaan yang sesungguhnya, kemenangan yang terbentang dan bahaya yang mengancam, dengan segala syarat, sebab dan penawarnya. la memuat sejarah lampau, gambaran depan dan keadaan sekarang.


Namun apa yang didapat orang yang menutup rapat-rapat matanya sendiri, dari cahaya terang di sekitarnya? Terik mentari ditingkahi ribuan lampu sorot, tak menyelamatkannya dari terjerembab ke pelimbahan. Sebaliknya, lihatlah tuna netra yang berjalan di gelap malam, dapat selamat dan beroleh rizki mereka.


Allah Maha Adil, yang mengangkat sebagian orang dengan kekurangan fisiknya dan menjatuhkan lainnya walaupun berjasad sempurna. Tak ada makna kajian tema apa pun dalam kitab suci, sementara hati pengajinya berjelaga. Ada tikus mati dalam kandang, ada orang kehilangan tongkat dua kali atau terpagut ular dua kali di liang yang sama. Atau singa-singa mati lapar di padang dan daging pelanduk dilahap serigala. Ada budak tidur di tilam sutera, ada bangsawan berbaring di hamparan tanah.


Bila Nurani Bergetar
Berbahagialah pejuang yang tak mengkorupsi kemenangan masa depannya, walaupun hanya dengan sekedar rintih sesal didera lelah. Atau menumpang popularitas dengan nikmat tanpa rasa malu kepada-Nya. Mereka yang berhati nurani tak lagi melampirkan kesedihan, kesusahan, dan kelelahan kedalam neraca laba-rugi. Hati nurani mereka selalu hidup dan berbinar. Begitulah kiranya ketika Alkhalil Ibrahim AS meminta agar nabi yang dibangkitkan kelak dari keturunan Ismail AS, bertugas “….membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah dan menyucikan mereka..” (QS. AI-Baqarah:129), Allah mengijabah do’anya. Namun Ia menginginkan langkah kedua sesudah membacakan ayat-ayat-Nya dan sebelum mengajarkan Kitab dan Hikmah, satu kata kunci bagi keberhasilan da’wah ini, yaitu ‘menyucikan mereka‘ (QS. Al-Baqarah:151, Ali Imran:164, Al Jumu’ah:2).


Nurani yang hidup mampu menjembatani perbedaan dan meredam perpecahan. “Ulama akhirat tak saling berbenturan, karena akhirat sangatlah luas. Ulama dunia selalu bertikai dan bermusuhan karena dunia terlalu sempit untuk mereka perebutkan.” (Imam Ghazali).
Allah menyebutkan perumpamaan ulama buruk (suu‘) yang berhati nurani mati, seperti Bal’am sebagai anjing, yang bila dihalau menjulur dan bila didiamkan tetap menjulur (QS. Al –A’raf: 176). Anjing akan lari mengejar tulang dengan sedikit daging segar. Dan tak akan tertegun memandangi perhiasan di tangan pelempar seharga 1 milyar. Dan ketika melewati telaga, sang anjing segera menerkam bayangan dirinya, karena mengira ada anjing lain yang menggigit tulang. la ingin menguasai semua tulang. Alangkah rakusnya! siapa yang telah rasakan dunia aku pun telah mengenyamnya telah digiring kepadaku pahitgetirnya aku tak melihatnya selain bangkai yang membusuk dikepung anjing-anjing dengan hanya satu semangat: cabik dan tarik!
Seorang imam sangat kecut dan malu ketika ada orang datang meminta sesuatu. “Oh, dosa apa yang kuperbuat, mestinya aku sudah menangkap hajatnya sebelum ia menyatakan permintaannya“. Tidakkah panitia zakat merasa tersindir ketika melihat kemiskinan hanya dari wajah pengemis profesional yang kerap menimbun harta melebihi keperluan. Al-Qur’an telah melekatkan sifat ‘jahil’ bagi mereka yang mengira para mujahid yang menjaga air wajahnya dengan menutup rapat-rapat penderitaan dan kemiskinan mereka, sebagai orang kaya. Sebaliknya sifat Rasul SAW disebutkan sebagai ma’rifah (kenal), karena dengan kejernihan bashirah mampu menangkap hakikat.


Karena itulah mereka mendapatkan jaminan baik bagi kehidupan kelak; “Beruntunglah orang yang tersibukkan oleh aib dirinya dari kesibukan mempersoalkan aib orang lain. la infakkan yang berlebih dari hartanya dan menahan yang berlebih dari perkataannya“
Kemiskinan dan kesenangan tak masuk agenda fikiran para perempuan generasi Salaf yang melepas keberangkatan para suami. “Hati-hati terhadap harta yang haram. Kami tahan terhadap kemiskinan tetapi takkan tahan terhadap neraka,” begitu pesan mereka.


Di depan iring-iringan yang membawa Imam Ahmad bin Hambal ke penyidangan yang zalim, menghadanglah seorang perempuan. “Wahai Imam, kami perempuan-perempuan yang bekerja menenun. Hari-hari ini serdadu sultan meningkatkan perondaan sepanjang malam dengan obor-obor mereka. Karena kami bekerja dibawah pancaran cahaya obor serdadu sultan zalim itu, maka hasil tenunan kami di atas atap rumah menjadi lebih baik dan kami mendapat keuntungan tambahan. Halalkah kami memakan kelebihan untung itu?“. Demikianlah radiasi bashirah Imam yang tak kenal kompromi dengan kebathilan, merasuki hati nurani rakyat yang menjadi begitu sensitif.



(Allahuyarham Ustadz Rahmat Abdullah)


Adopted from : Group Facebook "Indahnya Islam"
Jumat, 10 Desember 2010
Assalamualaikum wr.wb,

Semoga dengan hadirnya media ini kita semua tetap selalu terhubung dengan Allah melalui ayat-ayat sucinya yang penuh dengan cahaya kehidupan yang sebenarnya kapan pun dan dimana pun. Amiin...



Notice:
* Jika sobat juga ingin memasangnya di blog sobat. Silahkan kunjungi sumbernya di bawah ini. Syukron...

Sumber:
* Al Qur'an Versi Indonesia
Kamis, 09 Desember 2010
Assalamualikum,

Pak ustad, saya mau bertanya bagaimana sebernya hukum berpacaran menurut Islam. Saya pernah mendengar bahwa pacaran dapat menjurus ke arah zina dan oleh karena itu diharamkan. Tapi mengapa teman-teman saya (yang menurut saya, ilmu agama mereka lebih banyak dari saya) tetap berpacaran atau mencari pacar. Bahkan tidak jarang guru agama di sekolah saya memberi tips mencari pacar...

Dan apabila pacaran itu tidak boleh, saya minta tolong, apa yang harus saya lakukan agar hati saya tidak terlarut dalam arus "pacaran ini". Karena saat ini saya sedang tertarik dengan seseorang....

Jawaban:

Wa'alaikum salam wr. wb.

Saudaraku Fn yang dikasihi Allah SWT, sebenarnya sudah sangat jelas sekali bahwa hukum berpacaran menurut Islam adalah haram (tidak boleh). Kebanyakan ulama sepakat tentang keharamannya karena lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Dalil-dalil yang mengharamkan pacaran banyak sekali, diantaranya adalah :

“Dan janganlah kamu mendekati zina, Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”. (QS. Al-Isra’ : 32)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya (dari hal yang haram), yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya (dari yang haram)”. (QS. An-Nur: 30-31).

“Telah ditulis bagi setiap bani Adam bagiannya dari zina, pasti dia akan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zinanya adalah mendengar, lidah (lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara qalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluanlah yang membenarkan (merealisasikan) hal itu atau mendustakannya”. [HR. Al-Bukhoriy (5889) dari Ibnu Abbas, dan Muslim (2657) dari Abu Hurairah]

“Hati-hatilah kalian dari masuk menemui wanita”. Seorang lelaki dari kalangan Ashar berkata, “Bagaimna pendapatmu dengan kerabat suami?” Maka Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Mereka adalah kematian (kebinasaan)”. [HR. Al-Bukhoriy (5232), Muslim (2172), dan At-Tirmidziy (1171)]

“Jangan sekali-sekali salah seorang di antara kalian (kaum pria) berduan dengan seorang wanita, karena setan adalah pihak ketiganya”. [HR. At-Tirmidziy (2165), dan Ahmad (114). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Al-Irwa’ (6/215)]

“Andaikan kepala seseorang di cerca dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya dibandingkan menyentuh seorang wanita yang tak halal baginya”. [HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir (486, & 487)]

Lalu jika pacaran itu haram, maka bagaimana caranya seorang muslin untuk mendapatkan jodoh? Cara-caranya adalah sebagai berikut:

1. Melalui perantara.
Upayakan memperluas pergaulan, tanya sana tanya sini, siapa gerangan yang bisa membantu Anda untuk mencarikan jodoh. Cari perantara yang reputasinya baik, seperti ustadz, guru, murobbi, dan orang-orang sholih lainnya. Jangan malu untuk mempromosikan diri bahwa ananda sedang mencari jodoh (apalagi ananda lelaki yang memang harus lebih agresif dalam mencari jodoh daripada perempuan). Namun saya tidak menganjurkan ananda untuk mengikuti biro jodoh atau mengikuti forum-forum gaul di internet, karena selain tidak selektif, juga belum tentu jujur apa yang ditampilkan oleh biro/media tersebut.

2. Mencari sendiri tanpa melalui pacaran.
Cara yang kedua ini mungkin sulit bagi sementara orang. Bagaimana bisa mencari jodoh sendiri tanpa melalui pacaran? Bukankah pacaran merupakan sarana untuk mengenal calon pasangan kita? Lalu dapatkah dijamin kita akan cocok dengan pasangan kita jika tidak melalui pacaran? Jawabannya adalah : bisa!. Bisa menikah tanpa pacaran dan bisa cocok sampai hayat di kandung badan. Nenek moyang kita telah mempraktekkan hal tersebut sejak lama dan terbukti cocok. Bahkan sekarang ini kita menyaksikan sendiri bahwa angkaperceraian semakin tinggi, justru ketika budaya pacaran menjadi umum dalam masyarakat kita. Ternyata pacaran tidak menjamin kecocokan dalam berumah tangga. Jadi, cocok atau tidaknya kita dengan pasangan bukan karena pacaran, tetapi karena kesiapan untuk menerima pasangan kita apa adanya. Walau tidak pacaran, tetapi hati dan mental kita lebih siap (ikhlas) untuk menerima kekurangan dari pasangan, maka rumah tangga kita akan langgeng sampai akhir hayat. Sebaliknya, walau pacaran bertahun-tahun tapi ternyata mental dan hati kita tidak siap menerima kekurangan pasangan, maka pernikahan akan mudah bubar dalam waktu yang singkat.

Cara mencari sendiri tanpa pacaran adalah dengan cara ‘menembak’ (langsung mengutarakan keinginan untuk menikahi orang yang kita taksir). Contohnya adalah ketika Khadijah ra meminta Nabi Muhammad saw untuk menikahinya. Cara ini biasanya didahului dengan mencari informasi tentang orang yang akan kita “tembak” tersebut. Cara mencari informasinya bisa melalui teman akrabnya, gurunya, dan orang-orang terdekat dengannya. Cara yang ditempuh harus smooth (halus), sehingga tidak terkesan terlalu agresif. Lalu dilanjutkan dengan memberikan sinyal kepada orang yang kita taksir tersebut apakah ia siap untuk kita ajak menikah. Kalau sinyalnya positif, maka kita bisa menyampaikan hasrat kita kepadanya. Bisa melalui perantara atau bisa juga langsung mengutarakan kepadanya. Kalau diterima alhamdulillah dan kalau pun ditolak jangan sakit hati.

Baik cara pertama maupun kedua yang Anda lakukan, prinsipnya jangan pernah berputus asa untuk mencari jodoh dengan cara-cara yang Islami. Sediakan juga waktu khusus untuk mencari jodoh (mis: sepekan dua kali atau sebulan tiga kail) dengan cara silaturahim ke perantara atau untuk mencari info orang yang kita “tembak”. Iringi upaya kita mencari jodoh dengan doa dan sholat tahajud yang intens. Buktikan kepada Allah SWT bahwa Anda memang sungguh-sungguh mencari jodoh. Insya Allah, jodoh itu akan datang kepada Anda. “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh mencari jalan-jalan Kami, niscaya Kami akan tunjukan jalan-jalan tersebut ” (QS. 29 : 69).

Salam Berkah !

(Satria hadi Lubis)


Sumber:http://www.eramuslim.com/konsultasi/motivasi/hukum-berpacaran.htm

Adopted from : Group Facebook "ROHIS FBI SMAN 97"
Senin, 06 Desember 2010
PENYAKIT 5 – Memata-Matai

“..Dan janganlah memata-matai (mencari-cari keburukan orang lain)..” (QS. Al-Hujurat : 12)

Yaitu janganlah kamu mencari-cari aib kaum muslimin dan janganlah kamu mencelanya. (Tafsir Assa’di)

Kata ‘perasangka’ dan ‘memata-matai’ dalam ayat ini didampingkan dalam bentuk sabab-musabbab (sebab-akibat). Yaitu, penyebab seorang memata-matai saudaranya adalah karena dia berprasangka buruk. Inilah salah satu hal yang menakjubkan dari Al-Qur’an, yaitu sistem penyusunan kata-katanya begitu sistematis dan rapi.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hindarilah oleh kamu sekalian berburuk sangka karena buruk sangka adalah ucapan yang paling dusta. Janganlah kamu sekalian saling memata-matai yang lain, janganlah saling mencari-cari aib yang lain, janganlah kamu saling bersaing (kemegahan dunia), janganlah kamu saling mendengki dan janganlah kamu saling membenci dan janganlah kamu saling bermusuhan tetapi jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Shahih Muslim No.4646)

Dari hadits ini saya rasa sudah cukup menjelaskan bagaimana korelasi singkat antara hal-hal yang kita sebutkan dengan ukhuwah Islamiyyah. Kata ‘jangan’ merupakan bentuk larangan yang menunjukkan bahwa hal-hal yang dilarang itu merupakan antitesis dari persaudaraan yang diperintahkan oleh Rasul. Jadi hal yang di larang merupakan hal yang dapat merusak dan menghambat hal yang diperintahkan, dalam hal ini Ukhuwah atau persaudaraan.

PENYAKIT 6 – Ghibah (Gosip / Menggunjing Orang Lain)

”..Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?..” (QS. Al-Hujurat : 12)

Ghibah itu adalah menyebutkan suatu hal mengenai saudaranya sesama muslim, yang mana penyebutan itu tidak disukai olehnya. Berupa keburukan-keburukannya atau hal lain yang dapat menyinggung perasaannya jika dia mengetahuinya, walaupun hal itu memang benar-benar kenyataan. Karena kalau hal yang disebutkan itu bohong maka itu masuk ke dalam wilayah buht (fitnah) yang hukumnya jauh lebih berat dosanya dari dosa ghibah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tahukah kalian, apa itu ghibah." Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: "Yaitu, engkau menceritakan saudaramu apa yang tidak ia suka." Ada yang bertanya: “Bagaimana jika apa yang aku katakan benar-benar ada pada saudaraku?” Beliau menjawab: "Jika padanya memang ada apa yang engkau katakan, maka engkau telah mengumpatnya dan jika tidak ada, maka engkau telah membuat kebohongan atasnya." (Riwayat Muslim)

Allah bahkan menyamakan orang yang menggibah atau menggosipkan orang lain ini dengan orang yang memakan daging saudaranya yang telah meninggal. Karena kesalahan mereka itu ibarat hal yang buruk dan telah berlalu sebagaimana berlalunya mayat daripada kehidupan. Dan tentunya manusia yang normal tidak akan mau memakan mayat, harusnya seperti itu pulalah sikap seorang muslim terhadap ghibah ini.

Ghibah ini bukan hanya berupa ucapan, bahkan bahasa isyarat yang dilakukan untuk menghina atau merendahkan orang lain juga terhitung sebagai ghibah. Pernah suatu kali seorang wanita datang kepada Aisyah. Ketika dia akan berdiri dan hendak pulang maka Aisyah member isyarat kepada Rasulullah dengan tangannya (maksudnya dia berkata : Wanita ini pendek.), maka Rasulullah menegur Aisyah, “Kamu itu sudah menggibahnya..!” (Tafsir Ibnu Katsir)

Ghibah ini adalah dosa yang paling banyak dilakukan, entah secara sadar ataupun tidak. Namun sebagai seorang Muslim kita wajib menjauhi hal ini, karena hal ini dapat merenggangkan persaudaraan sesama muslim.

Namun ada pula ghibah yang diperbolehkan, yaitu yang jelas dan besar nilai manfaatnya untuk manusia. Seperti untuk Jarh wa Ta’dil (ilmu hadits untuk mengetahui keadaan perawi hadits), sebagai bahan bukti di hadapan hakim, atau untuk memberi pertimbangan pada seseorang. Sedangkan sisanya adalah haram dan sangat dilarang.


(Beresambung.., dengan obatnya insyaallah.. ^_^)
Kamis, 02 Desember 2010
PENYAKIT 3 – Memanggil Dengan Gelaran Yang Buruk

”…dan janganlah memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Memburuk-burukkan panggilan adalah perbuatan fasik sesudah keimanan. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat (dari hal-hal tersebut) maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujurat : 11)

Allah juga melarang seseorang untuk memanggil saudaranya dengan panggilan-panggilan yang buruk, karena hal itu bisa melukai perasaan dan harga diri seorang Muslim. Disamping itu, panggilan bisa juga berarti doa, sehingga bla dia memanggil orag dengan panggilan yang buruk itu sama saja dia mendoakan saudaranya dengan keburukan.

Sama seperti kasus pertama, yaitu saling merendahkan. Kadangkala ada yang memanggil saudaranya dengan ejekan hanya untuk bercanda, namun malah menyinggung perasaan. Itulah karena tindakan yang tidak dipikirkan dulu baik dan buruknya. Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah saw, “Orang Islam manakah yang paling baik?” Rasulullah menjawab, “Orang yang kaum muslimin itu selamat dari lisan dan tangannya.” (Shahih Muslim No.57)

Bila orang tersebut tidak ridho dengan panggilan buruk itu, bisa jadi dia akan menuntut hak kehormatannya tersebut pada hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘alai wasallam bersabda :

“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa (pahala) amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ….……………………….., (hingga kalimat) lalu dia menanti orang ini dan menuntut untuk mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka." (HR. Muslim)

Semoga Allah memberikan kita kemampuan untuk menjaga lisan kita dari segala macam dosa dan noda.

PENYAKIT 4 – Prasangka Buruk

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa..” (QS. Al-Hujurat : 12)

Di dalam tafsir Ibnu Katsir, diterangkan bahwa makna ‘dzann’ atau perasangka pada ayat ini adalah “Menuding dan memandang buruk kepada Ahli keluarga, kerabat, atau manusia yang tidak pada tempatnya.” Lalu datang tafsiran lain yang lebih menjelaskan secara detail, di dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan, “Janganlah kamu menyangka buruk kepada orang baik yang kamu ketahui perbuatan baiknya secara dzahir”.

Allah melarang prasangka karena orang yang mudah berprasangka akan mudah untuk diadu domba. Padahal kita ketahui bersama bahwa musuh-musuh Islam selalu ‘berjuang’ siang dan malam untuk mengancurkan Islam, salah satu cara yang mereka gunakan adalah dengan politik adu domba ini.

Kita sekarang bisa saksikan sendiri bagaimana ada satu organisasi Islam menuding organisasi lainnya dengan tudingan yang belum tentu benar. Lalu apa yang terjadi? Sangat memungkinkan sekali anggota dari kedua organisasi tersebut akan bermusuhan, atau mungkin juga akan terjadi konflik yang jauh lebih besar lagi. Padahal bagaimana mungkin mereka bermusuhan padahal sama-sama dipandang sebagai organisasi yang memperjuangkan Islam…? Tentu saja bisa, jika mereka diadu domba.

Selain itu, perasangka buruk ini akan menghancurkan rasa ‘tsiqah’ atau kepercayaan kepada saudara sendiri. Lantas bagaimana bisa berjalan bersama dan akur bila rasa ciruga selalu ada di hati mereka..??

Bahkan Rasulullah mengatakan prasangka ini sebagai sebuah kedustaan yang paling dusta, “Jauhilah olehmu prasangka buruk, sebab prasangka buruk adalah ucapan yang paling bohong." (Muttafaq Alaih)

Rasulullah juga melarang kita untuk mengucapkan apa yang menjadi perasangka kita di dalam hati, “…Dan apabila kamu berperasangka buruk, maka hendaknya jangan kamu ucapkan…” (HR. Thabrani)

Namun ‘dzan’ atau prasangka ini adapula yang diperbolehkan, diantaranya adalah menyangka orang dengan prasangka yang baik (husnudzan). Dan juga prasangka yang diperintahkan kepada kita untuk mengikutinya, yaitu dalam masalah agama. Sebagaimana firman Allah :

“…Lalu berkatalah orang-orang yang memiliki ‘dzan’ bahwa mereka pasti akan bertemu Allah : ‘Betapa banyak kelompok yang sedikit dapat mengalahkan kelompok yang lebih banyak dengan idzin Allah. Dan Allah itu menyertai orang-orang yang sabar.’” (QS. Al-Baqarah : 249)

Di dalam Tafsir Fathul Qadir disebutkan, “Dan tidak termasuk ‘dzann’ (perasangka) yang dilarang yaitu prasangka yang diperintahkan (kepada seorang muslim) untuk mengikutinya daripada masalah-masalah agama. Yang mana Allah diibadahi menggunakan ‘dzann’ itu. Bahkan jumhur ‘ulama (mayoritas ulama) mewajibkan untuk beramal dengannya.”

Contoh dzann dalam masalah agama ini adalah hadits ahad, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh satu orang saja di periwayat awalnya (yaitu para sahabat Rasul). Jadi selama hadits ahad itu memiliki riwayat yang shahih dan kuat, baik dari jalur periwayat yang jujur maupun matan (isi) hadits yang sesuai dengan dasar agama, maka seorang muslim harus mengambil hadits ahad itu sebagai pegangan.

Misalnya saja hadits pertama dalam hadits Arba’in yang berbunyi, “Sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niat-niatnya…..”. Hadits ini walaupun hadits ahad, namun dia merupakan hadits yang shahih dan kuat dan diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim secara ittifaq (serupa sanad dan matannya).


(bersambung)
Ketika Rasulullah berkunjung ke surga Allah bersama malaikat Jibril, ketika itu Rasulullah mendengar suara yang begitu besar, suara detakan yang membuat beliau bertanya kepada Jibril,"Wahai Jibril, suara siapakah itu?" Malaikat Jibril pun menjawab,"Suara umatmu wahai Rasul Allah". Rasul pun bingung dan bertanya lagi,"Umatku yang bagaimana?" Jibril pun menjawab,"Umatmu yang selalu melangkahkan kakinya ke rumah Allah" Subhanallah.... Anda mau??? FAKTA yang ada: Jarang antara kita bergerak hatinya untuk ke Masjid tuk shalat berjama'ah khususnya para REMAJA yang terlena oleh perasaan dan kesenangan dunia.