Kamis, 17 Februari 2011
Mungkin teman-teman sekalian pernah mendengar cerita yang serupa dengan ini, namun saya berinisiatif untuk mengulanginya agar kita semua dapat mengambil ibroh dan peajaran yang besar daripadanya.

Alkisah, ada dua ekor katak yang sedang berlomba untuk memanjat sebuah pohon licin. Dalam hitungan ketiga pun mereka ber-dua bergegas melompat dan berlomba secara perlahan melewati ranting demi ranting sambil sesekali terpeleset dikarenakan medan yang licin.

Lalu ada sekumpulan katak yang kebetulan lewat di bawah pohon besar tersebut dan melihat ke arah dua katak yang sedang berlomba. Bukannya memberikan support mereka malah mentertawakan kedua katak tersebut. "Woi, kalian ber-dua tidak akan pernah bisa naik ke puncak..!" begitu teriak seekor katak. "Bodoh kalian, pohon itu sangat licin dan tinggi, kalau kalian jatuh pasti tidak akan selamat..!" Teriak katak yang lain.

Begitu seterusnya, hingga ketika hampir tiba di puncak, tiba-tiba katak pertama terpeleset lagi. Anehnya dia tidak berusaha melompat kembali seperti ketika dia terpeleset sebelum itu. Hingga akhirnya dia jatuh ke dasar pohon dan terluka cukup parah.

Sang katak kedua yang berada sedikit di bawah katak pertama pun terus melompat dengan konsisten perlahan demi perlahan hingga akhirnya dia berhasil sampai di puncak. Dan ketika katak kedua ini sampai di puncak katak-katak yang berada di bawah pun akhirnya bersorak dan memuji dia.

Saudara-saudaraku yang dicintai Allah, tahukah anda mengapa katak kedua mampu memanjat hingga puncak..? Ternyata katak ini tuli dan tidak mampu mendengar cemoohan katak-katak yang berada di bawah pohon.

Dan tahukah mengapa katak pertama terjatuh..? Itu karena dia selalu mendengarkan celaan katak-katak yang berada di bawahnya.

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, sungguh dalam cerita ini terdapat ibroh yang besar bagi kita semua. Bahwa dalam setiap perjuangan hidup pasti akan selalu ada 'katak-katak usil' yang mengoceh tiada henti, namun bila kita terlalu mendengar ucapan mereka maka bersiaplah terjatuh seperti katak pertama.

Memang kita butuh nasihat dan kritik dari orang lain, namun kita harus waspada jangan sampai nasihat dan kritik itu membawa kita berputus asa dan berhenti berusaha. Namun kita harus berhati-hati karena jumlah 'ocehan katak usil' itu lebih banyak bersliweran dan bergentayangan di sekitar kita daripada nasehat yang membangun. Oleh karena itu, mari kita belajar untuk bersabar mengahdapinya.

Semoga kita bisa menjadi seperti katak kedua yang selalu istiqomah hingga di puncak, amin...

0 comments:

Ketika Rasulullah berkunjung ke surga Allah bersama malaikat Jibril, ketika itu Rasulullah mendengar suara yang begitu besar, suara detakan yang membuat beliau bertanya kepada Jibril,"Wahai Jibril, suara siapakah itu?" Malaikat Jibril pun menjawab,"Suara umatmu wahai Rasul Allah". Rasul pun bingung dan bertanya lagi,"Umatku yang bagaimana?" Jibril pun menjawab,"Umatmu yang selalu melangkahkan kakinya ke rumah Allah" Subhanallah.... Anda mau??? FAKTA yang ada: Jarang antara kita bergerak hatinya untuk ke Masjid tuk shalat berjama'ah khususnya para REMAJA yang terlena oleh perasaan dan kesenangan dunia.