Pesan Sahabat
Our Bookmark
Categories
- Al-Qur'an Online (1)
- Aplikasi Ponsel Islami (1)
- Artikel (27)
- Kabar Islami (1)
- Kegiatan ROHIS FURQAN Smakenza (2)
- Kisah Islami (16)
- Remaja Islami (2)
- Renungan Muslim (6)
- Software Islami (1)
- Tentang Kami (3)
- Tips 'n Trik Islami (6)
- Warna Warni (1)
Agenda Kami
Senin, 14 Maret 2011
20.00 | Posted by
Unknown
Bismillahirrahmanirrahim..
< semoga tulisan ini bisa menjadi renungan untuk yang membaca... :) >
Aktivitas pagi ku hari ini ingin olahraga bersama dengan dua sahabatku menuju taman kota. Aku sudah berjanji dengan mereka didepan komplek.
“ Assalamu’alaikum Iwan, Malik “
“ Wa’alaikumsalam bang Said “ Kata mereka kompak.
“ Ayuk langsung jalan “ Kataku.
Aku dan dua orang sahabatku berlari perlahan, kadang kala ada obrolan kecil keluar dari mulut kami. Candaan pun tak terlewatkan disela nafas kami yang tersengal karna rasa lelah dan keringat yang kian membanjir.
Mataku tiba-tiba menangkap sesosok wanita yang sedang berdiri di halte Bus, pakaiannya membuatku heran. Jilbab yang menutupi mahkotanya, tidak seimbang dengan baju ketat dan celana jeans yang dia kenakan. Belum lagi lipstik merah yang terpoles dibibirnya dan bedak tebal menutupi seluruh permukaan wajahnya. Aku segera tersadar, masyaallah mengapa aku mengomentari penampilan orang lain. Aku menggeleng-gelengkan kepala.
“ Kenapa bang ?“ Kata iwan mengagetkanku. Aku hanya cengar-cengir saja.
Tak lama kemudian, aku melihat seorang gadis sedang berboncengan dengan seorang pemuda. Gadis itu memeluknya sangat erat, lagi-lagi aku terheran-heran. Gadis itu memakai jilbab dengan baju dan celana ketat, yang sama sekali tidak cocok bila disandingkan dengan penutup mahkotanya. Tapi aku kembali beristighfar, aku harus konsentrasi pada jalanku.
“ Bang, kita sarapan dimana ? “ Kata Malik.
“ Kalian mau sarapan apa ? aku mau bubur ayam yang disana saja “ Kataku.
“ Kami ikut abang saja “ Kata Iwan.
Kami bergegas menuju sebuah grobak bubur yang telah ramai dikunjungi . Entah dari orang-orang yang sehabis olahraga atau yang sekedar mampir untuk sarapan. Aku pun segera berinisiatif mencari tempat duduk. Belum juga aku sempurna duduk, aku mendengat suara ramai wanita tertawa. Perhatianku langsung tertuju pada mereka, para wanita yang sedang bergerombol disudut alas tempat kami duduk. Ternyata bukan aku saja yang merasa tersedot perhatiannya oleh mereka, tapi orang-orang yang ada disekeliling ku.
“ Astaghfirullah “ Aku mendengar Iwan beristighfar.
“ Kenapa Wan ? “ Kata Malik. Aku pun hanya memandangi Iwan dan Malik bergantian.
“ Sayang ya , wanita cantik dan berjilbab seperti mereka, ndak bisa jaga kelakuan “ Kata Iwan lagi.
“ Hust, biarin saja “ Kataku.
==================================
Mungkin dari sahabat pernah menemui juga muslimah yang sama seperti kisah diatas. Sunggung sayang sekali kini jilbab mengalami perubahan makna.
Kerudung yang dipakai dengan pakaian serba ketat bukanlah jilbab. Jilbab adalah pakaian longgar yang menutup semua aurat dari ujung kaki sampai ujung rambut. Karna salah pengertian ini lah akhirnya muncul istilah jilbab gaul.
Jilbabmu adalah kehormatanmu, jangan kamu sandingkan dia dengan pakaian serba ketatmu. Apa tujuanmu berjilbab ? mengikuti syariatkah atau mengikuti trend ?? Kalo mengikuti syariat, tentu kamu akan menanggalkan pakaian serba ketatmu, bukan dengan trend yang mengacaukan syariat.
Fitrahnya wanita memang suka berhias, tapi bukan berarti berhias jadi dihalalkan untuk pamer bahkan untuk menarik perhatian lawan jenis. Berhiaslah secantik mungkin dihadapan suamimu, bukan malah sebaliknya. Kalo dirumah hanya pakai daster sedangkan kalo diluar berhias seheboh-hebohnya.
Jilbab sering kali tercoreng dengan mereka-mereka yang hanya mengenal jilbab untuk trend bukan karna syariat. Melihat wanita berkerudung yang disalah artikan menjadi jilbab dengan hal-hal maksiat, akhirnya menimbulkan berbagai konflik dari diri muslimah yang ingin berjilbab. Takut tidak bisa menjaga jilbabnya, karna merasa dirinya masih melakukan kenistaan. Padahal jilbab bisa merubah segalanya menjadi sebuah kebaikan yang nyata.
Tak sedikit muslimah yang berubah setelah memakai jilbab, itu karna rasa malu untuk menjaga jilbabnya. Kalo belum apa-apa sudah takut, artinya kamu belum ridho untuk menanggalkan kebathilan.
Masuklah secara kaffah kedalam islam, bukan masuk secara kaffah ke dalam trend.
Wallahua’lam bish shawwab.
Sumber: Catatan Hani Purwanti
< semoga tulisan ini bisa menjadi renungan untuk yang membaca... :) >
Aktivitas pagi ku hari ini ingin olahraga bersama dengan dua sahabatku menuju taman kota. Aku sudah berjanji dengan mereka didepan komplek.
“ Assalamu’alaikum Iwan, Malik “
“ Wa’alaikumsalam bang Said “ Kata mereka kompak.
“ Ayuk langsung jalan “ Kataku.
Aku dan dua orang sahabatku berlari perlahan, kadang kala ada obrolan kecil keluar dari mulut kami. Candaan pun tak terlewatkan disela nafas kami yang tersengal karna rasa lelah dan keringat yang kian membanjir.
Mataku tiba-tiba menangkap sesosok wanita yang sedang berdiri di halte Bus, pakaiannya membuatku heran. Jilbab yang menutupi mahkotanya, tidak seimbang dengan baju ketat dan celana jeans yang dia kenakan. Belum lagi lipstik merah yang terpoles dibibirnya dan bedak tebal menutupi seluruh permukaan wajahnya. Aku segera tersadar, masyaallah mengapa aku mengomentari penampilan orang lain. Aku menggeleng-gelengkan kepala.
“ Kenapa bang ?“ Kata iwan mengagetkanku. Aku hanya cengar-cengir saja.
Tak lama kemudian, aku melihat seorang gadis sedang berboncengan dengan seorang pemuda. Gadis itu memeluknya sangat erat, lagi-lagi aku terheran-heran. Gadis itu memakai jilbab dengan baju dan celana ketat, yang sama sekali tidak cocok bila disandingkan dengan penutup mahkotanya. Tapi aku kembali beristighfar, aku harus konsentrasi pada jalanku.
“ Bang, kita sarapan dimana ? “ Kata Malik.
“ Kalian mau sarapan apa ? aku mau bubur ayam yang disana saja “ Kataku.
“ Kami ikut abang saja “ Kata Iwan.
Kami bergegas menuju sebuah grobak bubur yang telah ramai dikunjungi . Entah dari orang-orang yang sehabis olahraga atau yang sekedar mampir untuk sarapan. Aku pun segera berinisiatif mencari tempat duduk. Belum juga aku sempurna duduk, aku mendengat suara ramai wanita tertawa. Perhatianku langsung tertuju pada mereka, para wanita yang sedang bergerombol disudut alas tempat kami duduk. Ternyata bukan aku saja yang merasa tersedot perhatiannya oleh mereka, tapi orang-orang yang ada disekeliling ku.
“ Astaghfirullah “ Aku mendengar Iwan beristighfar.
“ Kenapa Wan ? “ Kata Malik. Aku pun hanya memandangi Iwan dan Malik bergantian.
“ Sayang ya , wanita cantik dan berjilbab seperti mereka, ndak bisa jaga kelakuan “ Kata Iwan lagi.
“ Hust, biarin saja “ Kataku.
==================================
Mungkin dari sahabat pernah menemui juga muslimah yang sama seperti kisah diatas. Sunggung sayang sekali kini jilbab mengalami perubahan makna.
Kerudung yang dipakai dengan pakaian serba ketat bukanlah jilbab. Jilbab adalah pakaian longgar yang menutup semua aurat dari ujung kaki sampai ujung rambut. Karna salah pengertian ini lah akhirnya muncul istilah jilbab gaul.
Jilbabmu adalah kehormatanmu, jangan kamu sandingkan dia dengan pakaian serba ketatmu. Apa tujuanmu berjilbab ? mengikuti syariatkah atau mengikuti trend ?? Kalo mengikuti syariat, tentu kamu akan menanggalkan pakaian serba ketatmu, bukan dengan trend yang mengacaukan syariat.
Fitrahnya wanita memang suka berhias, tapi bukan berarti berhias jadi dihalalkan untuk pamer bahkan untuk menarik perhatian lawan jenis. Berhiaslah secantik mungkin dihadapan suamimu, bukan malah sebaliknya. Kalo dirumah hanya pakai daster sedangkan kalo diluar berhias seheboh-hebohnya.
Jilbab sering kali tercoreng dengan mereka-mereka yang hanya mengenal jilbab untuk trend bukan karna syariat. Melihat wanita berkerudung yang disalah artikan menjadi jilbab dengan hal-hal maksiat, akhirnya menimbulkan berbagai konflik dari diri muslimah yang ingin berjilbab. Takut tidak bisa menjaga jilbabnya, karna merasa dirinya masih melakukan kenistaan. Padahal jilbab bisa merubah segalanya menjadi sebuah kebaikan yang nyata.
Tak sedikit muslimah yang berubah setelah memakai jilbab, itu karna rasa malu untuk menjaga jilbabnya. Kalo belum apa-apa sudah takut, artinya kamu belum ridho untuk menanggalkan kebathilan.
Masuklah secara kaffah kedalam islam, bukan masuk secara kaffah ke dalam trend.
Wallahua’lam bish shawwab.
Sumber: Catatan Hani Purwanti
Labels:
Kisah Islami
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar