Sabtu, 14 Juli 2012

Ilmuwan besar muslim Ibnu Rusyd pernah berkata bahwa “ Kebahagiaan seorang manusia itu bukan terletak pada kekayaan hartanya atau jabatannya tapi terletak pada kesehatan jiwanya, dan kesehatan jiwa hanya bisa tercapai dengan menjalankan semua perintah Allah,SWT dan menjauhi segala larangan-Nya”
Pesan Ibnu Rusyd tsb sangatlah dalam maknanya , bukannya maksud beliau melarang manusia itu memiliki harta kekayaan, tapi beliau menekankan bahwa untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki adalah dengan menjalankan semua perintah Allah,SWT dan menjauhi segala larang-Nya termasuk disini adalah menggunakan konsep khilafah (perwalian) dalam kepemilikan kekayaan property. Konsep khilafah (perwalian) dalam ajaran Islam adalah suatu konsep dimana memberikan kepemilikan pribadi atas suatu kekayaan property label amanah dan mengubah si pemilik menjadi wali dari kekayaan dan wakil (khalifah) Allah Yang Maha Tinggi, Pemilik dan Penguasa alam semesta beserta segala isinya.
Jadi dengan konsep khilafah ini manusia harus sadar sepenuhnya bahwa semua kekayaan property adalah property Allah,SWT. Dialah Pemilik sebenarnya. Manusia hanyalah khalifah-Nya di muka bumi, menjadi wali-Nya atau diberikan amanah atas bumi dan segala kekayaan yang dikandungnya.
Firman Allah,SWT :
“Dialah yang menjadikan kalian khalifah-khalifah di muka bumi. Barang siapa yang kafir, maka akaibat kekafirannya menimpa dirinya sendiri. Dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kemurkaan pada sisi Tuhan mereka, dan kekafiran orang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah kerugian mereka belaka . (Q.S Fathir 35:39)
“Berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkanlah sebagian dari harta kalian yang Allah telah menjadikan kalian menguasainya… (Qs Al-Hadid 57:7)
Sebagaimana lazimnya pemberian amanah tersebut meniscayakan manusia untuk mempertanggungjawabkan amanah itu kepada si pemberi amanah, dalam hal ini manusia juga berada dalam pengawasan Allah ,SWT (Sang Pemberi amanah) berkenaan dengan penggunaan dan pemanfaatan amanah yang telah diberikan-Nya.
Konsepsi islami mengenai esensi kepemilikan ini yaitu konsep khilafah, bila ada dan mendominasi kuat dalam mentalitas Muslim yang memiliki kekayaan, maka ia (konsep khilafah) akan menjadi sebuah kekuatan yang mengarahkan perilaku, sehingga Muslim yang memiliki kekayaan merasa terikat dengan semua aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah Yang Maha Kuasa , menjadikannya sebagai sekedar seorang wakil yang selalu berkewajiban menjalankan segala kehendak pihak yang mengangkatnya sebagai wakil atau khalifah.
Saya akan coba berikan contoh-contoh pelaksanaan konsep khilafah dalam kepemilikan property agar kita bisa lebih mengamalkannya dengan baik konsep ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Contoh Pertama, kita harus menanggalkan seluruh asosiasi mental yang telah melekat padanya maksudnya adalah kaum Muslim JANGAN menjadikan kepemilikan property pribadi sebagai ukuran kehormatan dalam masyarakat Muslim dan memandangnya bernilai dalam hubungan sosial. Dalam suatu hadist dikatakan “ Seseorang yang bertemu dengan seorang Muslim miskin lalu menyapa dengan salam yang bebeda dari salamnya kepada orang kaya, Allah akan memandangnya dengan pandangan yang penuh kemarahan di hari kiamat”
Mengapa saya mengambil contoh ini sebagai contoh pertama dalam konsep khilafah dikarenakan pengamatan saya sampai dengan kondisi saat ini, kaum muslimin banyak sekali yang sudah meninggalkan ajaran Islam ini yaitu menghormati dan menghargai orang lain bukan lagi dari akhlaknya atau agamanya tetapi dari kekayaan property yang dimiliki atau dari jabatannya, sehingga sudah banyak sekali mendorong kerusakan – kerusakan moral dalam masyarakat kita yaitu seperti terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Contoh Kedua, dalam konsep khilafah kepemilikan property pribadi mempunyai fungsi sosial , Islam mengajarkan kepada ummatnya agar anugerah kekayaan yang berlimpah bukan untuk ditimbun melankan untuk dimanfaatkan demi tujuan yang telah Allah,SWT tunjukkan kepada ummat manusia. Seperti dengan mengeluarkan Zakat, Infaq dan Sedekah atas kekayaan yang dimilikinya tsb.
Contoh Ketiga, Manusia yang memiliki kekayaan property tidak boleh congkak, sombong, arogan atau diliputi rasa bangga dan pongah. Kalau hal ini dilanggar maka cepat atau lambat akan membawa kehancuran kepada manusia itu sendiri. Lihat Firman Allah,SWT Qs.Al-Kahfi 18:39-42
Contoh Keempat, Jangan menjadikan kepemilikan kekayaan property itu sebagai tujuan akhir, tapi jadikanlah sebuah sarana untuk mewujudkan tujuah khilafah umum dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan umat manusia, bukan untuk memuaskan hasrat menimbun dan menumpuk-numpuk yang tak akan pernah surut.
Sebenarnya masih banyak contoh-contoh pelaksanaan konsep khilafah dalam kepemilikan kekayaan property agar ummat muslim khususnya dan ummat manusia pada umumnya bisa mencapai kebahagiaan hidup yang hakiki, namun untuk saat ini saya baru bisa memberikan beberapa contoh tsb. Mohon maaf atas segala kekurangan.
Wallahua’lam
Salam
Al-Faqir
Selasa, 12 Juni 2012
Berikut adalah 10 Adab Berbicara Menurut Islam. Dari sepuluh adab berbicara menurut Islam ini, akan lebih baik jika kita bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Silahkan diserap agar bisa memperkaya khasanah pemahaman agama kita.


1. Semua pembicaraan harus kebaikan, dan menghindari mengucapkan yang bathil. ‘Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhoi Allah SWT yang ia tidak mengira akan mendapatkan demikian, sehingga dicatat oleh Allah SWT keridhoanNya bagi orang tersebut sampai Hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang dimurkai Allah SWT yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah SWT mencatatnya yang demikian itu sampai Hari Kiamat.’ (HR Tirmidzi dan ia berkata hadith hasan shahih; juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
2. Berbicara dengan jelas dan mudah dipahami.
3. Tidak berlagak atau dengan cara yang sombong
4. Menghindari terlalu banyak berbicara sehingga membosankan.
5. Mengulangi kata-kata yang penting jika dibutuhkan
6. Menghindari dusta
7. Menjauhi Debat Kusir. ‘Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapatkan hidayah untuk mereka, melainkan karena terlalu banyak berdebat.’ (HR Ahmad dan Tirmidzi) dan dalam hadist lain disebutkan sabda Nabi SAW: ‘Aku jamin rumah di dasar surga bagi yang menghindari berdebat sekalipun ia benar, dan aku jamin rumah di tengah surga bagi yang menghindari dusta walaupun dalam bercanda, dan aku jamin rumah di puncak surga bagi yang baik akhlaqnya.’ (HR Abu Daud)
8. Menjauhi kata-kata keji, mencela dan melaknat. ‘Bukanlah seorang mukmin jika suka mencela, melaknat dan berkata-kata keji.’ (HR Tirmidzi dengan sanad shahih)
9. Menghindari menceritakan aib orang dan saling memanggil dengan gelar yang buruk.
10. Menghindari ghibah dan mengadu domba.
11. Berhati-hati dan adil dalam memuji, berdasarkan hadist Nabi SAW dari Abdurrahman bin Abi Bakrah dari bapaknya berkata: ‘Ada seseorang yang memuji orang lain di depan orang tersebut, maka Nabi SAW bersabda, ‘Celaka kamu, kamu telah mencelakakan saudaramu!’ Lalu beliau (Nabi SAW) bersabda, ‘Jika ada seseorang ingin memuji orang lain di depannya maka katakanlah: Cukuplah si Fulan, semoga Allah mencukupkannya, kami tidak mensucikan seseorang pun disisi Allah, lalu barulah katakan sesuai kenyataannya.’ (HR Muttafaq ‘alaih, dan ini adalah lafazh Muslim)
Jumat, 22 Juli 2011
Renungkanlah jika kamu berbuat buruk sesama makhluk, atau kepada Sang Pencipta, dengan kaki mana kamu akan berdiri di hadapan Rabbmu pada waktu itu, dengan telinga mana kamu akan mendengar perkataan yang disampaikan

Renungkanlah, pada hari diperlihatkan semua amal di hadapan Allah, pikirkanlah bagaimana keadaanmu, bagaimana kamu, sementara hati telah dipenuhi rasa gentar, sedih dan takut, gemetar seluruh tubuh, hati sampai ke tenggorokan, nafas tersengal-sengal dan usus pun terburai

Selasa, 19 Juli 2011
Pengertian Ijtihad : Mengerahkan segenap usaha untuk menarik sebuah istinbath (kesimpulan) mengenai hukum syari’at yang diambil dari dalil-dalil yang komprehensif di dalam syari’at, yaitu dari Qur’an dan Sunnah.

Ijtihad terbagi menjadi dua, yaitu :
Jumat, 15 Juli 2011
Kami anak ROHIS. Akidah kami bersih terhadap hal-hal yang bersifat magis. Baik itu jimat, wapak, jirim, ataupun keris apalagi penggaris. Pedoman hidup kami adalah Al Quran dan Al Hadits. Kami bukan kalangan alkoholis. Boro-boro untuk berakohol ria, untuk uang jajan pun kami masih mengemis.

Kami anak ROHIS. Ada seorang nenek bernama Sydney Jones yang menuduh kami radikalis. Padahal kami hanyalah sekumpulan aktivis. Tentunya aktivis Islam bukannya aktivis secularis, pluralis, liberalis, apalagi satanis. Kami hanya dapat berharap mudah-mudahan masyarakat tidak termakan isu tersebut yang buat kami menjadi miris.
Ketika Rasulullah berkunjung ke surga Allah bersama malaikat Jibril, ketika itu Rasulullah mendengar suara yang begitu besar, suara detakan yang membuat beliau bertanya kepada Jibril,"Wahai Jibril, suara siapakah itu?" Malaikat Jibril pun menjawab,"Suara umatmu wahai Rasul Allah". Rasul pun bingung dan bertanya lagi,"Umatku yang bagaimana?" Jibril pun menjawab,"Umatmu yang selalu melangkahkan kakinya ke rumah Allah" Subhanallah.... Anda mau??? FAKTA yang ada: Jarang antara kita bergerak hatinya untuk ke Masjid tuk shalat berjama'ah khususnya para REMAJA yang terlena oleh perasaan dan kesenangan dunia.